Scholarship motivation (for Master- in Bahasa Indonesia)

Loading

BELAJAR KE LUAR NEGERI? BISA!

Mer-C Publishing
Belajar Ke Luar Negeri? Bisa!
Penulis : Triana Wulandari, S.Si
Editor : Johanes Che Parikesit
Tata Letak : Tim Kreatif Mer-C Publishing
Sampul : Heru

Diterbitkan Oleh:
Mer-C Publishing

Alamat
PT Adhi Sarana Nusantara
Jl. Ulujami Raya no 2 Perdatam Jakarta Selatan

E-mail: mer.c.publishing@gmail.com
www.mer-c-publishing.com

Cetakan I
Jakarta, Mer-C Publishing, 2016
x + 112 ; 14 x 21 cm
ISBN: 978-602-74540-8-8

Hak Cipta dilindungi Undang-undang
All right reserved

Buku ini secara khusus saya susun dan persembahkan untuk almarhumah ibu Rini Kusdaryatun, S.Pd. Beliau adalah ibu yang sabar dan penuh pengorbanan untuk anak-anaknya.
Terimakasih aku ucapkan kepada:

Suamiku tercinta Aji Saptaji, SE, yang tidak pernah bosan dan lelah untuk memberikan motivasi dan pencerahan selama ini, sehingga saya lebih percaya diri, dan menjadi seperti sekarang ini.

Anakku tersayang Ilma Nafia Sekar Kinanti,

Dosen Pembimbing Dr.Cukup Mulyana, MS.

Dosen-dosen Fisika UNPAD dan Guru Besar Fakultas MIPA UNPAD:

Prof. Rustam E.Siregar

Dr.Risdiana, M.Eng.

Dr.Sahrul Hidayat

Adikku Chandra Gunawan, SIP.

Bapak Iwan Darmawan

Keluarga besar Ciharum

Keluarga besar Cikondang Bogor dan Pabaki Bandung

Kakak-kakak ipar :

Ir. Bambang Wisono, MBA.

Dr. Nan Rahminawati, M.Pd.

Sugeng Sumantri

Dra. Hasanah Sobri, M.Pd.

Drs. Iwan Handiman

Indrawati, Amd.

Nining Sulasmini, SE.

Agus Heryadi

Hj. Diah Masriah, S.Psi. MM

Ir. H. Marsetyawan, MsTr.

Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman. Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang. Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan. Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang. Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan. Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, kan keruh menggenang. Singa jika tak tinggalkan sarang tak akan dapat mangsa. Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak akan kena sasaran. Jika matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam. Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang. Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang. Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa Jika di dalam hutan.”
(IMAM SYAFI’I)

Orang berilmu lebih utama daripada orang yang selalu berpuasa, shalat dan berjihad. Karena apabila mati orang berilmu, maka terdapatlah kekosongan dalam islam yang tidak dapat ditutup selain oleh penggantinya yaitu orang berilmu juga” (UMAR BIN KHATTAB)

SEKAPUR SIRIH


Sebuah kehormatan buat saya untuk memberikan sepatah dua patah kata dalam buku ini yang memberikan motivasi dan informasi buat pembaca untuk mengejar cita-cita agar dapat belajar di luar negeri.
Banyak manfaat untuk sekolah di luar negeri, dan tentunya bukan hanya mendapatkan informasi tentang bidang keilmuan tertentu saja. Karena dengan berkembangnya teknologi informasi, banyak informasi dan bahan-bahan kuliah bisa kita dapatkan secara online melalui internet. Saat ini sudah banyak universitas luar negeri yang membuka secara gratis materi-materi kuliahnya, yang bisa diunduh secara gratis lewat internet. Selain itu, video-video perkuliahan dari dosen-dosen ternama di luar negeri juga tersedia secara online.
Oleh karena itu, manfaat yang utama dari sekolah di luar negeri menurut saya adalah kesempatan untuk mengalami dan mempelajari ekosistem dari suatu institusi riset dan pendidikan yang maju di luar negeri. Ekosistem tersebut bisa berupa budaya setempat, budaya riset, praktek-praktek yang unggul seperti diskusi, kerjasama antar anggota dalam penelitian, peran professor, dosen, dan mahasiswa dalam riset dan pengajaran, fasilitas, organisasi dan sistem penge-lolaan laboratorium, perkuliahan, atau program studi. Misalnya, bagi mereka yang pernah belajar di Jepang, akan memahami dengan baik mengapa orang Jepang maju dengan risetnya, baik riset dasar maupun riset-riset terapan. Di universitas Jepang, biasanya setiap profesor mempunyai jadwal rutin seminar (diskusi) yang diikuti oleh semua mahasiswa yang dibimbingnya, baik S1, S2, maupun mahasiswa S3. Seminarnya bisa seminggu tiga kali, yaitu seminar untuk mendiskusikan buku baru, atau pun seminar kemajuan riset masing-masing. Dalam seminar ini, setiap anggota secara bergiliran presentasi, dan setelah itu diskusi membahas topik yang dibawakan. Team work yang bagus terjadi di setiap unit akademik, apakah itu di tingkat laboratorium (yang dipimpin oleh seorang professor), atau di tingkat program studi atau yang lebih tinggi. Dengan kolaborasi yang baik antar semua anggota laboratorium, maka akan didapat sinergi dan kemajuan dari riset masing-masing.
Pemahaman akan ekosistem inilah yang memberikan nilai lebih bagi mereka yang sekolah di luar negeri, dan akan sangat bermanfaat bila praktek-praktek yang positif ini dibawa pulang dan diterapkan di Indonesia.
Buku ini berisi pengalaman pribadi dan tips yang menurut penulis penting untuk dapat sekolah di luar negeri. Pengalaman mulai dari usaha mendapatkan beasiswa, mencari sekolah di luar negeri, dan pengalaman setelah tiba di luar negeri disajikan dalam buku ini. Tentunya setiap orang bisa punya pengalaman yang berbeda dari penulis, namun ada baiknya mengetahui pengalaman orang lain, untuk diambil yang sesuai, dan yang bermanfaat buat pembaca.
Sebagai penutup, saya sangat menghargai usaha penulis untuk menuangkan pengalamannya dalam buku ini, dan semoga bermanfaat bagi mereka yang ingin belajar di luar negeri.

Prof.Dr. Utomo Sarjono Putro.
Guru Besar di Sekolah Bisnis dan Manajemen,
Institut Teknologi Bandung

BIOGRAFI PENULIS

Triana Wulandari

Triana Wulandari dilahirkan di Bandung pada tahun 1987, Alumni SMA Negeri 3 Bandung, Angkatan 2005, dan Alumni Fakultas MIPA jurusan Fisika UNPAD 2009.
Penulis merupakan Penerima beasiswa Asian Development Bank 2006-2009, serta Penerima beasiswa Danish Government 2016-2018
Saat ini, sedang menjalankan studi pascasarjananya pada Msc Nanoscience Program University of Copenhagen, Denmark
Penulis Aktif sebagai :
• Anggota European Association for Women in Science Engineering & Technology (WITEC)
• Anggota World Association of Young Scientist (WAYS)

Bayangkan kita dapat belajar di luar negeri, mendapatkan uang saku, mendapatkan asuransi dan fasilitas kesehatan gratis, serta bisa jalan-jalan keliling Eropa (untuk beasiswa negara Eropa)
Penulis mengajak para lulusan sarjana, atau yang sedang berburu beasiswa pascasarjana khususnya, baik itu di luar negeri maupun di dalam negeri. Untuk tetap semangat dalam rangka mengejar impian mendapatkan beasiswa. Buku ini ditulis berdasarkan keberhasilan penulis mendapatkan beasiswa pemerintah Denmark (Danish Government). Penulis ingin berbagi pengalaman inspiratif dan memberikan informasi berupa tips, trik serta strategi mendapatkan beasiswa luar negeri khususnya program pasacasarjana luar negeri. Siapapun bisa mendapatkan beasiswa pascasarjana luar negeri. Beasiswa bukan hanya untuk orang tertentu saja. Kuncinya sangat sederhana yaitu kita hanya perlu NIAT-FOKUS-BELAJAR KERAS-PANTANG MENYERAH- DAN TENTUNYA BERDOA. 5 hal tersebut merupakan kunci keberhasilan meraih beasiswa.

Penulis bisa dihubungi melalui email :
triana.wulandari87@gmail.com

Penulis buku jarang intelektual. Intelektual adalah mereka yang berbicara tentang buku yang ditulis orang lain.” – Françoise Sagan

BAB 1

BEASISWA

“Seseorang yang berhenti belajar, adalah orang lanjut usia, meskipun umurnya masih remaja. Seseorang yang tidak pernah berhenti belajar, akan selamanya menjadi remaja” – Henry Ford

Orang yang mempunyai ilmu mendapat kehormatan di sisi Allah SWT dan Rasul-Nya. Banyak ayat Al-Qur’an yang mengarah agar umatnya mau menuntut ilmu, seperti yang terdapat dalam Al Qur’an, diantaranya :
Qur’an surat Al Mujadalah ayat 11:

يَرْفَعِاللهُالَّذِينَءَامَنُوامِنكُمْوَالَّذِينَأُوتُواالْعِلْمَدَرَجَاتٍوَاللهُبِمَاتَعْمَلُونَخَبِيرُُ
Artinya :
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (Q.S. al-Mujadalah : 11)

Hadits “Kewajiban Mencari Ilmu”
طَلَبُالْعِلْمِفَرِيْضَةٌعَلَىكُلِّمُسْلِمٍوَمُسْلِمَةٍ
Artinya : ”Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim perempuan”. (HR. Ibnu Abdil Barr)

Dan masih banyak lagi ayat Al Qur’an serta hadits lainnya yang menjelaskan tentang keutamaan menuntut ilmu.
Di era globalisasi saat ini, pendidikan dasar, menengah hingga pendidikan tinggi sangat penting tidak hanya untuk meningkatkan kualitas pribadi seseorang, tapi juga untuk meningkatkan karir seseorang. Pendidikan memberikan pemahaman mengenai satu hal. Perkembangan ilmu pengetahuan tentu harus dibarengi dengan pemahaman atas dasar ilmu itu sendiri. Jelas, betapa pentingnya pendidikan sebagai bekal untuk bersaing di masa depan.
Di Indonesia saat ini peluang untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sangat terbuka asalkan kita sanggup untuk membayar biaya pendidikan yang tidak murah, baik instititusi pendidikan itu berlabel negeri atau swasta. Alternatif lain yaitu melalui jalur beasiswa yang tersedia, baik beasiswa pemerintah maupun swasta, maupun beasiswa – beasiswa dunia. Peluang untuk mendapatkan beasiswa sangatlah ketat, quota beasiswa pastinya sangat terbatas. Berbanding terbalik dengan jumlah peminatnya. Selain itu, beasiswa luar negeri ini biasanya mensyaratkan nilai bahasa Inggris yang harus baik dan bahkan mahir secara akademis, selain banyak persyaratan lainnya yang tidak mudah. Karena pihak pemberi beasiswa sangat selektif, dalam memilih kandidat penerima. Melihat kompetensi kandidat, seperti prestasi akademis, serta kecakapan umum dari kandidat pelamar beasiswa tersebut.
Beberapa Beasiswa populer yang diburu oleh para pelajar diIndonesia :
Bank BUMN seperti
• Bank Mandiri
• Bank BNI
• Bank BRI (S1-S2)
Perusahaan Multinasional
• Unilever
• Schlumberger
• Chevron
• RAPP
• Sinar mas
• Kaltim Prima Coal
Beasiswa Ikatan dinas dalam negeri/Luar negeri S2-S3 seperti
• Dikti (S2-S3)
• Depkominfo (S2-S3)
• Beasiswa LPDP Depkeu (S2-S3-Postdoctoral)
• Kampus universitas negeri di seluruh Indonesia (S1-S2-S3)

Beasiswa Hibah Luar negeri tanpa ikatan dinas
• NFP – Netherland Fellowship Program (S2-S3 Belanda)
• Erasmus Mundus (Beasiswa seluruh negaraEropa S2-S3)
• Fullbrigt (Beasiswa Amerika S2-S3)
• Monbukagakusho (Beasiswa Jepang S2-S3)
• Chevening (S2 di Inggris)
• AAS (S2-S3 di Australia)
• Eiffel (S2-S3 Prancis)
• DAAD (S2-S3-Posdoctoral Jerman)
• IDB (S2-S3 di Negara mana saja)

Beasiswa tersebut bisa berupa beasiswa penuh ataupun beasiswa parsial (tidak penuh) dan masih banyak lagi yang tidak dapat disebutkan satu persatu, hingga dengan ratusan informasi beasiswa dunia yang bisa diakses melalui internet.
Beasiswa pada dasarnya terdiri dari 3 macam kategori.Yaitu :
• Beasiswa Ikatan dinas
Beasiswa ini biasanya merupakan program beasiswa ikatan dinasdari pemerintah. Seperti DIKTI (beasiswa bagi para dosen) yang mengharuskan setiap penerima beasiswa ini menandatangani kontrak pendanaan beasiswa, baik itu di dalam negeri, maupun di luar negeri. Dan setelah selesai studi (apabila studinya di luar negeri), Wajib untuk kembali ke tanah air, serta mengaplikasikan keilmuan yang didapatkannya di institusi tempat dia mengajar. Biasanya diutama-kan bagi dosen yang memiliki NIDN (Nomor induk Dosen Nasional) yang berstatus PNS.
• Beasiswa Hibah tertentu
Beasiswa ini biasanya merupakan beasiswa popular yang didanai oleh pemerintah negara-negara maju di dunia, diantaranya AAS, Fullbright, Swiss Gov, NZAS, NFP, dan beasiswa lainnya.Merupakan beasiswa pendanaan asing yang telah melakukan kerjasama dengan pihak pemerintah Indonesia. Setiap penerima bea-siswa ini juga harus menandatangani kontrak pendanaan beasiswa dan harus pulang kembali ke tanah air. Tetapi penerima beasiswa ini tidak harus dosen dan PNS. Beasiswa ini terbuka untuk umum. Akan lebih baik peluangnya apabila pelamar beasiswa ini memiliki pengalaman kerja minimal 2-3 tahun di perusa-haan BUMN, atau di perusahaan multinasional. Saat ini beasiswa LPDP Indonesia merupakan beasiswa satu-satunya yang masuk kategori ini, walaupun belum ada ketetapan bahwa si penerima beasiswa ini harus pulang ke tanah air setelah selesai studi di luar negerinya.
• Beasiswa hibah penuh
Beasiswa ini merupakan beasiswa tanpa syarat. Artinya terbuka untuk umum, baik itu pegawai pemerintah, pegawai swasta, fresh graduated dan juga Bagi yang belum pernah punya pengalaman kerja sekalipun. Serta tidak ada ikatan kontrak apapun. Juga tidak mengha-ruskan untuk pulang kembali ke tanah air guna mengaplikasikan ilmu yang didapatkannya. Beasiswa ini membuka peluang untuk berkarir di negara tujuan. Beberapa beasiswa kategori ini adalah; KAUST Erasmus Mundus, scholarship program di beberapa universitas di dunia

Dahulu saya berpikir bahwa beasiswa, khususnya di jenjang pendidikan tinggi, beasiswa hanya diberikan kepada masyarakat yang tidak mampu. Tetapi saya keliru, beberapa artis muda Indonesia yang sangat populer, tetap lebih memilih jalur beasiswa dari pemerintah Indonesia, untuk melanjutkan studi pasca sarjananya di luar negeri melalui pendanaan jalur beasiswa. Jadi poin pentingnya adalah, ngapain harus bayar kuliah seandainya ada fasilitas pendanaan pendidikan yang gratis. Kuncinya adalah, informasi!
Beasiswa pada dasarnya diberikan bagi orang yang bersungguh-sungguh untuk melanjutkan studi dengan target waktu yang telah ditetapkan oleh konsorsium pemberi beasiswa, dengan mengacu pada beberapa indikator penilaian seperti aspek psikologis, kemampuan umum, kemampuan teknis, kemampuan bahasa, status,dan tentunya prestasi akademis terdahulu.

Tips
• Niatkan dari sekarang dan mulailah meluangkan waktu sehari minimal 2 jam untuk mencari informasi beasiswa luar negeri di sela-sela kesibukan kita sehari-hari.
• Sebelum memulai pencarian online, pikirkan beasiswa dan universitas mana yang akan kita tuju, serta Pengalaman apa yang akan kita dapatkan. Apakah di Asia, Eropa, ataukah Amerika
• Sumber informasi beasiswa bisa didapatkan secara online dengan menuliskan kata “Beasiswa” atau “International scholarship” pada mesin pencari kemudian akan muncul banyak tautan link yang akan memberikan banyak sekali informasi yang berkaitan dengan beasiswa dari dalam maupun luar negeri
• Buatlah jadwal pencarian selama 1 bulan pertama, kemudian buatlah catatan. Masing masing target “scholarship hunter” ini berbeda-beda. Ada yang lebih cepat mengetahui proses dan agenda seleksi beasiswa, ada yang lebih lama, disesuaikan dengan universitas yang dipilih. Tergantung agresifitas kita mencari informasi.

BAB 2

PESAN DARI ALMARHUMAH IBU

“Jika anda mendidik seorang pria, maka seorang pria akan terdidik. Tapi jika anda mendidik seorang wanita, sebuah generasi akan terdidik” – Brigham Young

Saya sangat bersyukur karena memiliki ibu seperti beliau. Beliau adalah wanita yang kuat dan sabar. Beliau mendidik saya dan adik saya agar menjadi orang yang mandiri dan tangguh dalam menjalani kehidupan. Beliau telah dipanggil ke hadapan-Nya di usia 55 tahun, tepatnya pada September 2015. Semasa hidupnya, beliau tidak pernah memanjakan kami dengan harta benda, karena memang bisa dikatakan kehidupan kami pas-pasan.Kami pun sebagai anak menyadari dengan gaji bulanan ibu yang hanya seorang PNS golongan menengah, yang jauh dari kata cukup yang dihabiskan oleh kami sekeluarga. Beliau mendidik kami dengan penuh kasih sayang.Beliau memberikan contoh kepada kami agar menjadi orang yang rajin, tidak mudah putus asa, dan mau bekerja keras.
Almarhumah ibu pernah memberikan pesan kepada saya, khususnya sebagai anak perempuan beliau.Ia berpesan bahwa seorang wanita harus memiliki pendidikan yang tinggi dan juga pekerjaan, selain mengurus rumah tangga tentunya. Wanita tidak boleh 100% bergantung pada suami, karena kita tidak pernah tau sampai kapan jatah usia kita. Jikalau suami kita dipanggil lebih dulu, maka kita akan mampu berdiri di atas kaki kita sendiri. Seorang wanita harus kuat secara mental, karena seorang wanita apalagi setelah menjadi ibu, ia akan menjadi guru pertama bagi anak-anaknya. Oleh karena itu, seorang wanita harus memiliki sikap dan tutur kata yang baik. Serta harus mampu mendidik anak-anaknya agar kelak bisa menjadi orang yang tidak hanya sukses, tetapi berguna bagi masyarakat.
“Jangan didik anakmu dengan harta, tapi didiklah mereka dengan ilmu karena harta bisa habis dimakan waktu sedangkan ilmu akan abadi selama kita terus mengasahnya”.
Bagi saya, pesan tersebut adalah motivasi terbesar yang selalu terngiang dalam benak saya. Karena itulah, saya tidak ingin merasa cukup dengan ilmu yang saya miliki. Bukankah agama Islam pun mengajarkan demikian pada para pemeluknya? Untuk senantiasa menuntut ilmu hingga akhir hayat.
Banyak orang yang menafsirkan makna “menuntut ilmu” ini. Ada yang memaknai “menuntut ilmu” adalah mencari ilmu sebanyak-banyaknya, ada juga yang memaknainya dengan banyak membaca dan mencari informasi. Namun, bagi saya, menuntut ilmu adalah mengembangkan skill dan potensi yang kita miliki, disamping tentunya adalah ilmu agama. Tidak cukup berhenti pada level tertentu, bahkan kita harus bisa menjadi seorang ahli di bidang yang kita minati.Jika seorang wanita mampu melakukan hal ini, kenapa tidak? Karena pada dasarnya baik pria maupun wanita diberikan kemampuan otak dan daya nalar yang sama.
Namun, seorang wanita juga tidak boleh melupakan kodratnya sebagai seorang ibu. Saya juga tidak setuju dengan wanita yang lebih mementingkan karir dan melupakan kewajibannya untuk mendidik anak. Itulah sebabnya saya ingin berkarir di bidang akademis. Saya tidak mau terjun ke dunia karir bidang industri atau bidang-bidang lain yang menuntut jam kerja full. Seandainya saya memilih berkarir penuh di perusahaan, pastinya kesempatan kerja sebagai geophysics engineer di salah satu perusahaan oil company dari Amerika, yang akan saya ambil. Namun, saya lebih memilih untuk fokus dan berkarir di bidang akademis, juga untuk kedepannya kelakdapat meluangkan banyak waktu dengan keluarga, dan tidak menjadikan otak saya tumpul karena terkungkung dari dunia luar.
Saya adalah peraih beasiswa Asian Development Bank (ADB) periode 2006-2009 pada saat saya kuliah di UNPAD Bandung. Setelah lulus sarjana Fisika UNPAD tahun 2009, Alhamdulillah nilai prestasi saya memuaskan dengan pencapaian IPK 3,71 (Cum Laude) terbaik di jurusan angkatan saya pada saat itu, sehingga, saya merasa percaya diri, untuk melanjutkan karir saya selanjutnya. Bagi saya, belajar ilmu sains khususnya Fisika adalah salah satu hobi saya selain menjahit, karena berkutat dengan rumus-rumus Fisika yang bagi kebanyakan orang rumit, justru bagi saya sangat menarik dan juga merupakan suatu tantangan apabila saya dapat memecahkan kasus Fisika yang rumit. Selepas lulus kuliah saat itu, tepatnya akhir tahun 2009, saya mencoba peruntungan dengan melamar CPNS di LIPI pusat Jakarta, tapi sayangnya saya dinyatakan tidak lulus alias gagal. Saya masih ingat saat itu, karena awam kota Jakarta, saya sempat diantar oleh paman saya dari Bekasi.
Alhamdulillah tidak sampai 3 bulan setelah kegagalan tes CPNS LIPI, saya diterima mengajar di sebuah lembaga pendidikan cukup terkenal di Bandung, sebagai tenaga pengajar Fisika bagi siswa SMU. Dua tahun bagi saya cukup untuk menambah pengalaman bekerja di lembaga pendidikan ini.
Saya menikah dengan suami pada tahun 2012. Awalnya atas kesepakatan keluarga, kami berdua akan melaksanakan acara resepsi di salah satu gedung di Bandung, bahkan kami sudah membooking gedung tersebut dengan membayar uang tanda jadi pemakaian gedung tersebut. Namun setelah kami berdua menimbang-nimbang, akhirnya kami berdua sepakat untuk menggunakan uang yang renacananya digunakan untuk acara resepsi, kami gunakan sebagai uang muka KPR pembelian unit rumah 2 lantai di Komp. Telaga Kahuripan Bogor. Selain itu, dana tersebut kami pakai untuk persiapan melanjutkan pendidikan.
Alhamdulillah suami sangat peduli dalam hal pendidikan, kami mulai serius membahas cita-cita dan target kami ke depannya.Semenjak menikah tahun 2012, kami mulai intensif mencari informasi beasiswa. Sekali lagi, suami sangat mendukung penuh apa yang kami rencanakan, dalam mewujudkan cita-cita saya dan suami.
Tidak lama setelah menikah, tepatnya akhir tahun 2012, suami mengajak saya pindah ke kota Bogor dikarenakan pekerjaan suami lebih banyak beraktifitas di kota Bogor. Dua minggu setelah pindah, saya mendapatkan pekerjaan yang sama, sebagai tenaga pengajar Fisika di sebuah lembaga pendidikan di Bogor. Bagi saya, ini adalah pertamakalinya saya merantau ke luar kota setelah berumahtangga.

Menentukan Tujuan pendidikan dan karir
Sekali kita sudah berencana untuk menentukan tujuan mendapatkan beasiswa, kita harus menentukan karir apa yang akan kita capai ke depannya, dan apakah lapangan pekerjaan di bidang ini tersedia di Indonesia selepas kita selesai studi kelak.juga penting diperhatikan, adalah pendidikan tertinggi apa yang disya-ratkan untuk profesi di bidang yang kita minati.
Selain hal itu, yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana studi di negara yang akan kita tuju dapat membantu karir kita. Apakah gelar pascasarjana seperti master, akan membantu kita menda-patkan gaji yang lebih tinggi nantinya. Disamping itu, apakah gelar dari universitas yang kita dapatkan setelah selesai studi di negara yang akan kita tuju nantinya diakui di negara kita oleh DIKTI misalnya.

TIPS :
• Carilah mentor ataupun motivator yang merupakan orang dekat kita seperti suami/istri, saudara ,yang bisa memberikan saran dan semangat kepada kita, dalam rangka mewujudkan target untuk mencapai beasiswa yang kita impikan.
• Mulailah untuk membuat jadwal target tujuan yang akan dicapai seperti universitas tujuan, baik dalam maupun luar negeri, dengan cara membuat time schedule seperti persyaratan bahasa, IPK minimum, tanggal deadline dan sebagainya. Silahkan di print dan ditempel besar-besar di dinding kamar kita.
• Kita bisa melihat dan mendownload profil universitas yang kita incar melalui youtube. Percayalah, sugesti dan kemauan yang kuat didukung dengan persiapan yang cukup, akan menjadi kenyataan.

BAB 3

KENAPA MENUNTUT ILMU KE LUAR NEGERI?

“Manusia tidaklah malas.Mereka hanya tidak memiliki tujuan pasti.Sehingga tidak ada hal yang membuat mereka terinspirasi.” Anthony Robbins

Tidak pernah terpikirkan sebelumnya bagi saya untuk belajar ke luar negeri saat sebelum menikah.Tetapi setelah menikah, suami banyak sekali memberikan pencerahan dan memotivasi tentang mendapatkan beasiswa ke luar negeri. Selain itu suami membantu dalam banyak hal dalam rangka mencari beasiswa ini. Bagi saya belajar di luar negeri banyak sekali keunggulan yang saya rasakan diantaranya:

  1. Mengenal dan mempelajari budaya baru
    Berdasarkan pengalaman saya, studi di luar negeri merupakan cara terbaik guna mempelajadi budaya baru di suatu negara. Dengan mempelajaribudaya baru, tentu akan menambah pengalaman dan keterampilan kita dalam bersosialisasi.

2.Berteman dengan orang dari seluruh penjuru dunia
Studi di luar negeri merupakan kesempatan terbaik untuk membuat jejaring dengan berbagai teman multikultur dalam membangun hubungan yang luas. Selain itu, kita bisa menjadi bagian dari komunitas akademis yang beragam secara inter-nasional, yang dapat meningkatkan kualitas kelimuan kita.

  1. Mandiri
    Dengan studi di luar negeri, secara otomatis kita harus bisa mengatasi masalah sendiri. Bahkan harus bisa menjaga diri di negeri asing. Dari mulai mengurus segala hal yang berkaitan dengan dokumen keimigrasian dan lain sebagainya.
  2. Mengubah cara berpikir
    Belajar di luar negeri merupakan kesempatan baik untuk dapat menganalisis segala masalah dan fenomena yang terjadi di sekeliling kita. Hal ini akan membuat cara pandang kita berubah dalam melihat segala hal yang mungkin belum pernah kita jumpai sebelumnya. Kita juga bisa berpikir lebih objektif saat menilai seseorang.
  3. Karir internasional
    Perusahaan besar dunia sangat memperhitungkan calon karyawan yang memiliki pengalaman internasional. Dengan demikian, prospek karir di masa depan akan lebih baik. Kita juga lebih banyak memiliki kesempatan untuk bekerja di luar negeri.
  4. Meningkatkan kemampuan bahasa
    Dengan belajar di luar negeri, kita dapat belajar secara langsung dalam mengasah kemampuan bahasa asing. Orang Denmark sendiri memiliki dua bahasa (bilingual) yaitu Bahasa Danish dan Bahasa Inggris. Kemampuan bahasa asing ini tentu akan menjadi bekal untuk karier kita di masa mendatang.
  5. Belajar dalam skala global
    Belajar di luar negeri merupakan kesempatan besar untuk menghabiskan waktu di tempat yang dikenal sebagai pusat global terkemuka di bidang yang kita minati.
    Contohnya, University of Copenhagen merupakan universitas dengan salah satu pusat penelitian sains terbesar di Eropa. Didukung dengan dana riset terbesar di Eropa, serta peralatan laboratorium mutakhir, memudahkan kita untuk memperoleh kesempatan belajar dari para ahli terkenal dan mendapatkan pengalaman kerja yang mengesankan.
  6. Travelling dan berwisata
    Kita tentu tidak akan hanya mengabiskan waktu di kampus. Belajar di luar negeri memberikan kita lebih banyak kesempatan untuk jalan-jalan ke tempat yang belum pernah kita kunjungi sebelumnya. Contohnya saya belajar di University of Copenhagen, Denmark, yang letaknya di Eropa. Otomatis apabila ingin travelling keliling Eropa, seperti untuk ke negara Swedia hanya 38 menit menggunakan kereta, ke Jerman hanya 3 jam. Mengingat negara-negara di Eropa terhubung dengan jaringan kereta sehingga mempersingkat waktu.

Akan tetapi tidak semua universitas di luar negeri itu selalu berkualitas bagus. Negara besar seperti Amerika dan Inggris memiliki beberapa universitas mulai dari yang terbaik di dunia, hingga dengan kualitas universitas biasa-biasa saja, bahkan ada cukup banyak universitas dengan kualitasnya di bawah universitas di Indonesia. Amerika dan Inggris merupakan salah satu negara tujuan favorit pelajar internasional, tidak terkecuali Indonesia. Contoh kongkritnya, di Amerika dan Inggris, ada beberapa program sarjana yang tidak memerlukan syarat standar TOEFL/IELTS. Bahkan ada program pascasarjana yang tidak memerlukan matrikulasi seandainya ijazah sarjana dengan program pascasarjananya tidak linier. Juga masih ada beberapa universitas yang belum diakreditasi, dan yang pasti sangat banyak universitas di seluruh dunia yang tidak masuk peringkat dunia.
Bagi saya pribadi, selain sebagai pelajar internasional, studi di luar negeri diharapkan dapat memberikan kualitas pendidikan yang lebih baik dari Indonesia. Karena itu, kita harus cermat ketika memilih universitas di luar negeri dan jurusannya. Carilah universitas yang masuk rangking 100 besar dunia, minimal 200 besar dunia. Biasanya konsorsium pemberi beasiswa dari pemerintah Indonesia maupun beberapa konsorsium pemberi beasiswa luar negeri lainnya, memberikan pembiayaan hanya pada universitas yang masuk sampai dengan rangking 200 besar dunia saja. Jadi bukan cap asal sekolah di luar negeri. Lain halnya jika kuliah di luar negeri dengan biaya sendiri, kita bisa bebas memilih universitas yang tidak perlu proses seleksi dan dijamin pasti masuk. Universitas yang abal-abal pun sangat banyak. Bahkan kita tidak perlu repot-repot mengurus segala sesuatunya, karena di Indonesia banyak sekali jasa agen pengurusan pendidikan studi luar negeri.
Pemilihan universitas di luar negeri beserta bidang spesialisasi yang akan kita ambil, sangat berpengaruh bagi karir kita ke depannya. Saran saya, jangan pernah terpengaruh oleh ling-kungan terdekat kita dalam memilih suatu jurusan. Contoh, saudara atau teman kita sukses berkarir di bidang A karena sewaktu kuliah dia mengambil jurusan A, otomatis kita ingin mengikuti jejaknya dengan ikut mengambil jurusan A, padahal belum tentu karir kita akan sama dia.
Kehidupan dan persaingan di dunia global sangat dinamis, bisa berubah setiap saat. Pada saat saya ambil jurusan Fisika di UNPAD, kerabat saya pernah berkata “ngapain ambil jurusan Fisika?”, mungkin ada benarnya, karena karir di sektor swasta akan sangat terbatas. Tapi ini hanya berlaku di Indonesia. Sekadar contoh, karir profesi seorang dokter di Denmark termasuk kategori yang biasa-biasa saja. Berbeda dengan seorang ilmuwan/peneliti di bidang kedokteran, yang sangat spesial karena merupakan hirarki tertinggi dalam keilmuan di bidang kedokteran. Hal ini berlaku terbalik di Indonesia. Profesi seorang dokter merupakan salah satu profesi terlaris di Indonesia.
Dalam memilih jurusan yang akan diambil, jadilah diri anda sendiri. Idealis sedikit tidak apa-apa karena kita sendiri yang akan menjalaninya bukan orang lain. Orang lain hanya sebatas mengarahkan saja. Bagi saya pribadi, saya memilih jurusan sesuai keinginan dan passion karena berharap kelak dapat menjadi lulusan yang berwawasan global, memiliki kesempatan berkarir di dunia global, dan bisa mempelajari serta mengaplikasikan riset iptek yang jauh lebih maju khususnya di bidang sains.

Menentukan Tujuan pendidikan dan karir
Sekali kita sudah berencana untuk menentukan tujuan menda-patkan beasiswa, kita harus menentukan karir apa yang akan kita capai ke depannya, dan apakah lapangan pekerjaan di bidang ini tersedia di Indonesia selepas kita selesai studi kelak. juga penting diperhatikan, adalah pendidikan tertinggi apa yang disyaratkan untuk karir/profesi di bidang yang kita minati.
Selain hal itu, yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana studi di negara yang akan kita tuju dapat membantu karir kita. Apakah gelar pascasarjana seperti master ataupun Doktor akan membantu kita mendapatkan gaji yang lebih tinggi misalkan nantinya. Di samping itu, apakah gelar dari universitas yang kita dapatkan setelah selesai studi di negara yang akan kita tuju nantinya diakui di negara kita oleh DIKTI misalnya.

Tips
• Ikutilah selekasi 5 beasiswa dan 5 universitas yang berbeda. Bisa beasiswa pemerintah, beasiswa hibah tertentu, ataupun beasiswa hibah penuh
• Tentukan pilihan beasiswa pada salah satu negara. Bisa di Asia, Eropa, ataupun Amerika
• Pilihlah jurusan yang sesuai dengan passion kita, jangan pernah “terpaksa” memilih jurusan karena kebanyakan orang ambil. Syukur-syukur linier dengan jurusan sewaktu sarjana
• Tetapkan tujuan setelah selepas kuliah selesai nanti, apakah kita akan berkarir di bidang akademis, ataukah berkarir di perusahaan

BAB 4


PILIH TOEFL IBT ATAU IELTS?

“Jika A adalah sukses, maka rumusnya adalah “A=X+Y+Z”. dimana X adalah bekerja, Y adalah bersenang-senang, dan Z adalah juga mulut anda agar tetap tertutup” – Albert Einstein

Jika ingin melanjutkan studi ke luar negeri, salah satu syarat sertifikat bahasa Inggris yang diakui secara internasional yaitu TOEFL IBT atau IELTS. Bagi orang Indonesia, mendapatkan score bahasa Inggris setara nilai IELTS 6.5 ataupun nilai TOEFL IBT 92, tidaklah mudah, jangankan bagi kita sebagai orang Indonesia, yang jelas bukan negara berbahasa Inggris, orang yang pernah dan tinggal di luar negeri sekalipun, tetap harus mempelajarinya secara khusus, dikarenakan tingkat kesulitan bahasa Inggris pada komponen akademisnya.
Namun, perlu diperhatikan juga secara detail persyaratan bahasa dari universitas yang ingin dituju. Beberapa universitas ternama di Amerika Serikat tidak menerima IELTS, sama halnya dengan beberapa universitas ternama di Inggris tidak menerima TOEFL IBT. Namun, universitas di luar duanegara tadi, biasanya menerima keduanya baik TOEFL maupun IELTS. Jadi, langkah yang harus ditempuh yaitu: 1) ketahui syarat bahasa secara detail, 2) tetapkan pilihan pada TOEFL IBT atau IELTS.
Saya sendiri punya pengalaman menjalani kedua tes tersebut. Saya menjalani tes TOEFL IBT pada bulan Oktober 2013 dan IELTS Academic pada bulan Desember 2015. Untuk bias lolos kualifikasi bahasa pada program pascasarjana di luar negeri, minimal kita harus mendapakan skor 92 untuk TOEFL IBT dan skor 6.5 untuk IELTS.
Secara umum, perbedaan antara TOEFL IBT dan IELTS bisa dilihat di website masing-masing. IETLS pun terbagi menjadi dua, yaitu IELTS General dan IELTS Academic. Jika ingin melanjutkan studi, berarti pilih IELTS Academic. Di sini saya akan memberi gambaran mengenai perbedaan keduanya secara teknis, yang tidak ada penjelasannya di website.
TOEFL adalah singkatan dari Test of English as a Foreign Language sedangkan IBT adalah Internet-based Test. Berdasarkan istilah tersebut pasti sudah terbayang bahwa TOEFL IBT adalah tes bahasa Inggris yang dilakukan menggunakan media internet. Memang benar, seluruh bagian tes yang terdiri dari listening, reading, writing, dan speaking dilakukan di depan komputer yang sudah terkoneksi internet ke ETS Internasional di Amerika Serikat. Jadi yang memberikan nilai adalah staf ETS di Amerika. Sertifikat nilai pun akan dikirim ke alamat peserta tes langsung dari Amerika.
Masing-masing peserta tes akan diberikan 1 laptop lengkap dengan headset dan microphone serta pensil dan kertas. Peserta akan duduk di meja bersekat, persis seperti di lab bahasa atau lab komputer. Boleh dibilang, fasilitas seperti ini sesuai dengan harga yang dibayarkan karena sangat privacy. Dalam satu ruangan pun hanya ada 20 orang peserta.
Pada bagian listening dan reading, peserta akan mendapat soal multiple choice. Jadi tinggal klik saja, mana jawaban yang benar. Di bagian writing, peserta akan mengetik 2 buah essay pada lembar kerja yang muncul di layar. Yang terakhir, bagian speaking. Awalnya saya berpikir bahwa peserta akan berbicara dengan examiner secara online, tapi ternyata tidak. Berhubung antara Indonesia – AS terdapat perbedaan waktu hingga 12 jam, jadi tidak mungkin melakukan percakapan secara life online. Di bagian tes yang terakhir ini, peserta hanya akan berbicara melalui microphone lalu direkam secara otomatis. Rekaman inilah yang nantinya akan dinilai oleh examiner. Seluruh rangkaian tes ini hanya memakan waktu sekitar 4 jam tanpa perlu meninggalkan lokasi tes. Cukup simple bukan?
Lain TOEFL IBT, lain juga IELTS. IELTS adalah singkatan dari International English Language Testing System. Awalnya saya tidak bisa membayangkan, seperti apa tes ini. Dengan harga yang setara dengan TOEFL IBT, IELTS bisa dibilang jauh lebih konvensional dibanding TOEFL IBT. Seluruh bagian tes yang terdiri dari listening, reading, writing, dan speaking dilakukan secara manual, artinya perserta menulis semua jawaban di atas kertas. Tiga bagian pertama yaitu listening, reading, dan writing dilakukan di dalam ruangan kelas. Setiap peserta menempati satu bangku dan meja. Peserta harus membawa alat tulis sendiri.
Bagian pertama yaitu listening dilakukan dengan tape player dan speaker. Pertama-tama pengawas akan menguji volume tape player. Jika peserta sudah setuju dengan volume tersebut, maka listening akan dimulai. Selanjutnya pada bagian reading dan writing, pengawas akan memberikan beberapa lembar kertas yang berbeda. Kertas dengan lembar jawaban komputer untuk menuliskan jawaban reading berupa multiple choice dan kertas bergaris untuk menulis essay.
Bagian terakhir yaitu speaking adalah bagian yang paling melelahkan. Peserta akan berhadapan langsung dengan native examiner (orang bule) dan merekalah yang langsung menilai skor speaking peserta. Berhubung peserta saat itu ada sekitar 100 orang dan native examiner hanya ada kurang dari 10 orang , maka jadwal speaking pun dibagi berdasarkan sang examiner. Sayangnya, lokasi speaking ini berbeda dengan lokasi tiga bagian tes sebelumnya. Jadilah seluruh peserta harus moving. Saya yang waktu itu mengajak suami dan anak saya yang baru berumur 1 tahun, cukup kerepotan dengan aturan seperti ini. Belum lagi saya harus menunggu selama 4 jam tanpa waiting room, sebelum akhirnya nama saya dipanggil untuk masuk ke ruangan tes. Speaking ini berlangsung di dalam ruangan kecil berukuran kira-kira 2×3 meter. Disana hanya ada 1 peserta dan 1 native examiner. Peserta harus menjawab semua pertanyaan yang diajukan. Jika kita tidak pandai membuat diri kita rileks, maka apa yang kita ucapkan akan kacau karena suasana memang dibuat tidak nyaman. Beruntung, examiner yang saya hadapi adalah orang yang cukup ramah, jadi saya bisa melewati tes speaking dengan lancar.
Jika membandingkan fasilitas yang diberikan, jelas saya lebih memilih TOEFL IBT karena selain tempatnya nyaman, rangkaian tes pun berlangsung di satu tempat tanpa ada jeda waktu menunggu. Dengan harga yang hampir sama, IELTS lebih menyita waktu dan energi karena harus pindah lokasi tes dan mengunggu giliran speaking di tempat yang tidak nyaman.

TIPS
• Tentukan sedini mungkin sertifikasi bahas Inggris yang akan anda ambil apakah TOEFL IBT atau IELTS. Masing-masing sertifikasi ujian bahasa ini memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Jangan lupadisesuaikan dengan persyaratan di universitas yang kita pilih.
• Mengingat ujian bahasa ini sangat mahal kita wajib mengikuti prediction/simulasi. Biasanya beberapa lembaga kursus bahasa Inggris mengadakan TOEFL-/IETS prediction dengan biaya berkisar 250 ribuan, yang gunanya adalah untuk mengukur kemampuan bahasa Inggris kita sebelum mengikuti ujian asli nya.
• Ketahui nilai minimal TOEFL/IELTS score yang diminta pihak universitas sebagai persyaratannya.
• Tentukan apakah kita akan belajar sendiri melalui buku-buku, atau mengikuti kursus di lembaga kursus, atau mengikuti kursus TOEFL/IELTS secara privat
• Siapkan uang yang cukup tentunya. Untuk kursus, atau membeli buku-buku penunjang, serta untuk mengikuti test prediction, yang jumlahnya variatif.

BAB 5

MEMILIH TEMPAT KURSUS BAHASA INGGRIS

“Kita adalah apa yang kita kerjakan berulang kali. Dengan demikian, kecemerlangan bukan tindakan, tetapi kebiasaaan” – Aristoteles

Saya akhirnya memilih IELTS sebagai ujian Internasional kecakapan bahasa bahasa Inggris akademis.Komponen materi tes IELTS terdiri dari 4 section/band, yang mengharuskan setiap jawaban kita terstruktur, komprehensif, dan spesifik. Untuk mencapai hal ini, saya awalnya membiasakan diri dengan suami melakukan aktivitas minimal 30% komunikasi sehari-hari kami menggunakan bahasa Inggris, untuk mendongkrak band score speaking, mengingat penguji adalah native speaker (bule) langsung.
Untuk mengukur kemampuan bahasa Inggris, saya dan suami mencoba placement test di salah satu lembaga kursus, guna mengetahui kemampuan bahasa Inggris kami berdua. Saya dan suami memilih lembaga kursus ini, dikarenakan, brand franchise lembaga Kursus tersebutlumayan terkenal, ditunjang dengan bangunan yang cukup mentereng di daerah jalan baru Bogor. Biaya placement test waktu itu Rp. 75.000. Test terdiri dari dua bagian yaitu soal secara tertulis dan speaking. Betapa kagetnya kami berdua setelah mengetahui hasil dari test tersebut. Ternyata test tersebut menyatakan saya di level basic 3 dan suami level basic 2. Saya menanyakan kepada staffnya, bahwa saya dan suami pernah mengikuti placement test sejenis di beberapa lembaga kursus ternama di Jakarta, yang menempatkan kemampuan saya di grade 5 (upper intermediate) dan suami di grade 4 (intermediate), yang jelas-jelas sesi speakingnya langsung di test native speaker. Setelah kami telususri, ternyata lembaga kursus ini tidak memiliki kelas lain selain kelas basic tadi. Jelas sekali pihak penyelenggara kursus hanya ingin memasukkan peserta placement test ke kelas yang ada saja, mungkin karena terbatasnya jumlah siswa yang ada.Setelah saya menceritakan bahwa saya pernah placement test di tempat lain, si staff (mungkin telah berkoordinasi dengan pihak owner-nya), menawarkan placement test ulang bagi kami berdua sebagai revisi.Saya bilang pada staff nya bahwa kami hanya ingin placement test saja, bukan untuk kursus.
Saran saya bagi pembaca yang sedang mencari beasiswa, khususnya yang sedang meningkatkan kemampuan bahasa Inggris, apabila ingin kursus bahasa Inggris, upayakan memilih lembaga kursus yang kredibel, yang memiliki staff pengajar native speaker.Atau seandainya tidak ada native speaker, upayakan si pengajar lokal tersebut background pendidikannya linier yaitu jurusan bahasa Inggris. Bahkan lebih baik lagi apabila pengajarnya memiliki sertifikat TESOL. Satu lagi yang terpenting adalah spesialisasi lembaga kursus bahasa Inggris tersebut, apakah memiliki program khusus seperti halnya IELTS ataupun TOEFL ataupun yang lainnya, agar kelak nantinyaproses pembelajaran lebih fokus dan mendalam pada materinya. Serta yang paling penting bisa memberikan peningkatan yang signifikan bagi kemampuan bahasa Inggris kitaselama kursus berlangsung.Bagi saya,lembaga kursus bahasa Inggris dengan gedung mentereng dan lokasi strategis, belum tentu jaminan berkualitas baik.

KURSUS DAN TEST IELTS
Pada pertengahan bulan Agustus, tepatnya setelah lebaran 2014, kami pindah ke Jakarta dikarenakan ada pembukaan lokasi proyek baru pada pekerjaaan suami. Suami berkerja di perusahaan properti, yang mengharuskan pindah lokasi kerja setiap 1-2 tahun setelah 1 proyek pembangunan perumahan rampung. Tidak lama setelah kepindahan kami, bulan Oktober 2014 adalah bulan dan tahun berkah bagi saya dan suami. Dengan lahirnya anak pertama kami yang praktis dengan adanya si kecil, konsentrasi saya untuk mencari-cari peluang beasiswa terhenti karena fokus pikiran saya terkonsentrasi hanya untuk si kecil selama hampir setahun lamanya.Begitu juga aktivitas mengajar saya di lembaga pendidikan otomatis terhenti. Alhamdulillah beberapa siswa meminta private khusus Fisika dengan datang ke rumah saya. Awal Tahun 2015 suami mulai memberikan motivasi dan support kembali untuk mencari beasiswa S2 luar negeri, awalnya saya mencoba daftar Magister Fisika di Universitas Indonesia, dan mengikuti test TPA UI beserta test Bahasa Inggris Alhamdulillah tidak ada kendala, karena 100% materi yang diujikan adalah materi yang biasa saya ajarkan kepada siswa saya, otomatis hasilnya langsung lolos diterima di program Magister Fisika UI semester ganjil pada tahun 2013. Setelah berdiskusi, suami memberikan saran dan pilihan kepada saya, apakah Magister Fisika di UI akan diambil tanpa melalui jalur beasiswa, yang jelas-jelas biayanya lumayan besar, ataukah tetapuntuk mengejar target beasiswa luar negeri. Setelah merinci plus dan minusnya, akhirnya kami berdua sepakat, bahwa saya akan tetap mengejar beasiswa luar negeri, secara otomatis rencana studi Magister UI ditunda.
Sebelum belajar private IELTS saya lebih memilih belajar sendiri dari buku penunjang seperti IELTS 9 Cambridge with answer& CD, dan mendownload soal-soal dari ielts-mentor.com. Bahkan saya khusus berlangganan tv kabel guna mempelajari siaran berbahasa Inggris dunia.Namun setelah saya berpikir, saya juga perlu kursus private karena saya butuh tips dan strategi dalam pengerjaan setiap section IELTS.
Sebelum mengikuti real test IELTS, saya mengikuti IELTS Prediction Test terlebih dahulu, karena dengan mengikuti IELTS prediction, kita bisa mengukur kemampuan skor IELTS kita saat ini, dan sebagai bayangan serta representasi test IELTS aslinya. Walaupun hasil dari skor IELTS prediction tidak bisa dijadikan tolak ukur test sebenarnya.Di beberapa lembaga kursus yang menyelenggarakan IELTS Prediction test ini, biasanya selalu memberikan soal 1 level di atas real test nya, mengingat penyelenggara IELTS prediction biasanya sekaligus sebagai lembaga kursus IELTS. Otomatis ada sisi komersilnya, yaitu untuk menarik peserta IELTS prediction agar daftar program kursus IELTS mereka. Pertama kali saya mengikuti IELTS prediction di SPECTA EDUCATION di daerah Bintaro sektor 9, dan hasilnya masih standar, overall band scorenya hanya 5,0. Setelah itu, saya mencoba IELTS Prediction test dari guru private IELTS saya.Hasil yang pertama,saya mendapat overall band score nya 6,0. dan yang kedua 6,5. Seminggu sebelum IELTS Real test dilaksanakan, saya belajar 3-4 jam khusus mengerjakan soal-soal pada buku, modul-modul dari guru private, internet, CD, sampai pada akhirnya saya mengikuti IELTS Real Test yang bertempat di IDP Pondok Indah.

TIPS
• Pilihlah lembaga kursus bahasa yang kredibel, atau lembaga bahasa di beberapa universitas negeri yang ada di Indonesia yang mengkhususkan pada kursus persiapan TOEFL/IELTS secara akademis.
• Kursus persiapan ujian TOEFL/IELTS, belum cukup kita dapatkan dari hanya tempat kursus saja.Belajarlah secara mandiri melalui buku tambahan dengan cara mengerjakan semua latihan soal yang ada. Ataupun soal yang bisa di download melalui youtube, ataupun website kursus TOEFL/IELTS online.
• Siaran TV kabel seperti CNN, BBC, dan Alzajeera cukup membantu sebagai sesi listening baik untuk TOEFL IBT/IELTS

BAB 6


INILAH HASIL TES YANG DITUNGGU-TUNGGU

“Usaha akan membuahkan hasil setelah seseorang tidak menyerah” – Napoleon Hill

Ketika menjalani tes TOEFL IBT, bisa dikatakan saya masih try and error karena pada waktu itu saya belajar otodidak dari buku, tanpa pembimbing, dan sama sekali belum pernah mencoba simulasi TOEFL IBT. Hasilnya pun sesuai dengan usaha yang saya lakukan, saya hanya mendapat skor 68, otomatis saya tidak bisa melangkah pada aplikasi beasiswa karena skor ini sangat jauh dari standar minimal. Saran saya kepada para pemburu beasiswa ke luar negeri, jangan lakukan hal seperti ini karena ini hanya akan menguras dompet kita. Tapi kalau ingin mencari pengalaman seperti saya, silahkan saja, karena saya pikir gagal untuk pertama kali adalah wajar. Tapi kalau gagal sampai dua kali atau lebih, jangan sampai terjadi karena tes seperti ini mahal.
Tidak mau gagal untuk yang kedua kalinya, saya sempat ragu, apakah harus tetap memilih TOEFL IBT atau beralih ke IELTS. Saya merasa kemampuan bahasa Inggris saya tidak seburuk skor 68 itu. Saya yakin bahwa saya mampu untuk menembus skor minimal. Hal pertama yang saya lakukan adalah mengubah cara belajar. Saya berpikir bahwa guru pembimbing sangat dibutuhkan untuk membantu mengenali tipe soal. Dengan bantuan suami, saya mencari info tempat-tempat kursus bahasa Inggris yang menyediakan program TOEFL IBT preparation. Akhirnya kami mendapat beberapa opsi tempat kursus dengan harga yang sangat fantastis, semua memasang tarif diatas 8-12 juta untuk kursus selama 2 minggu! Daripada buat kursus, lebih baik dipakai untuk hal lain yang lebih bermanfaat. Saya sendiri adalah guru les privat Fisika, saya tau persis bahwa seorang murid tidak bisa hanya mengandalkan guru les privat 100% tanpa belajar lagi sendiri. Bahkan porsi jam belajar sendiri harus lebih banyak daripada jam les privat karena guru privat itu hanya sebagai pembimbing, selebihnya keberhasilan ditentukan oleh sang murid itu sendiri. Akhirnya saya mengurungkan niat untuk ikut TOEFL IBT preparation.
Akhirnya saya mencoba untuk beralih ke IELTS. Saya mulai membeli buku IELTS dan mencari info les privat IELTS. Berun-tung saya mendapatkan guru privat IELTS dengan harga 5 juta selama 2 minggu. Guru ini bersedia datang ke rumah dan yang paling penting bayarnya bisa dicicil 2 kali. Jadi tidak perlu repot-repot membuang waktu di jalan raya Jakarta yang super macet. Yang perlu diingat, waktu adalah hal yang sangat penting. Jangan sampai waktu dalam sehari dilewatkan begitu saja tanpa belajar sendiri. Inilah kunci saya untuk lolos tes IELTS. Sebagai contoh, jika ingin les privat di rumah selama 2 jam, maka harus meluangkan waktu (tanpa diganggu) selama 2 jam untuk belajar sendiri. Begitu terus setiap hari sampai hari-H tes. Yang paling penting, harus konsisten!
Dengan metode belajar seperti ini, akhirnya saya mendapatkan skor IELTS 6.5, rasanya senang sekaligus bangga karena saya bisa melanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu daftar beasiswa. Kenapa bangga? Ternyata tidak banyak orang yang berhasil setelah tes kedua. Bahkan ada pengalaman seorang teman yang baru berhasil setelah 8 kali tes!

TIPS
• Konsisten, jangan pernah merasa bosan, tanamkan dalam hati bahwa saya bisa mencapai score yang ditetapkan dan jangan mudah menyerah. Tetap fokus adalah modal utama untuk mencapai score tinggi.
• Seandainya kita mengikuti kursus secara private, ataupun kelas, kita biasanya diberi fasilitas dari pihak lembaga kursus ataupun dari guru private kita untuk mengikuti test prediction, setiap selesai bahan ajaran sebagai evaluasi. Lain halnya apabila kita belajar sen-diri secara mandiri melalui buku-buku ataupun melalui internet, kita tetap harus mengikuti prediction test TOEFL/IELTS berbayar di beberapa lembaga kursus yang mengadakan.

BAB 7


PERSYARATAN BEASISWA

“Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali nampak mustahil. Kita baru yakin kalau kita telah melakukannya dengan baik” – Evelyn Underhill

Seluruh proses pendaftaran, dan proses seleksi beasiswa biasanya telah tersedia di website masing-masing beasiswa. Kita tinggal mengunduh formulirnya langsung dari masing-masing website pemberi beasiswa tersebut. Kita diminta untuk mengisi form. Biasanya terdapat beberapa pertanyaan standar mengenai :
• identitas kita dan status
• universitas dimana kita kuliah dahulu
salah satu faktor penting adalah universitas terdahulu, yang sudah terakreditasi dan diakui oleh DIKTI baik Negeri maupun swasta
• jurusan yang diambil semasa kuliah sarjana
• nilai IPK
Beberapa konsorsium beasiswa meminta mengharus-kan persyaratan dengan nilai IPK semasa sarjana. Berkisar IPK 3,25 – 3,7
• Kemampuan Bahasa IELTS / TOEFL International
Pihak konsorsium beasiswa biasanya menyerahkan persyaratan sepenuhnya ke pihak universitas. Namun begitu, standar dari pihak beasiswa pascasarjana men-syaratkan minimum nilai overall band score IELTS 6.5 sedangkan untuk TOEFL IBT 92

selain mengisi form beasiswa kita diminta untuk membuat :
• motivation letter (Essay)
jurusan apa yang akan kita pilih, seberapa besar minat kita di jurusan ini, dan apa yang akan kita lakukan setelah menimba ilmu, dan kembali ke tanah air, dan lain-lain.
• Referensi dosen pembimbing terdahulu
Penting bagi kita untuk menjaga hubungan baik dengan dosen pembimbing kita semasa kita berkuliah S1. Karena hal tersebut merupakan salah satu faktor penentu kita. Biasanya referensi tersebut menyatakan prestasi akademis kita semasa kuliah, kelebihan-kelebihan kita, peringkat kita di kelas, kemampuan sosial kita, dan lain-lain
• Interview
Siapkan interview beasiswa dengan cara berlatih dengan kerabat dekat kita. Bisa seolah-olah kerabat kita dijadikan sebagai seorang interviewer dan kita sebagai calon atau kandidat pelamar beasiswa. Biasanya pertanyaan interview adalah gabungan antara motiva-tion letter dan pertanyaan tentang diri kita sendiri, serta pengetahuan mendasar tentang jurusan yang akan kita ambil. Untuk beasiswa internasional tentunya pertanyaan interview ini menggunakan 100% bahasa inggris. Untuk beasiswa lokal, biasanya kadang menggunakan gabungan keduanya.Baik itu Indonesia, maupun Inggris. Interview ini bisa dilakukan di tempat yang telah ditunjuk oleh pihak konsorsium pemberi beasiswa, ataupun interview terkadang melalui skype seandainya perwakilan pihak konsorsium pemberi beasiswanya di luar negeri
• Mengirimkan dokumen ijazah yang sudah dilegalisir
Beberapa konsorsium beasiswa terkadang mensyarat-kan dokumen ijazah yang sudah dilegalisir, bahkan untuk beberapa beasiswa, yang proses seleksinya di Indonesia, pihak pelamar beasiswa diminta untuk memperlihatkan ijazah aslinya.
• Bukti bahwa ijazah sarjana kita diakui DIKTI dan nama kita tercantum di DIKTI
Yang harus diperhatikan adalah masalah waktu-waktu penting :
• deadline pendaftaran universitas
• deadline beasiswa
• pengumuman hasil seleksi beasiswa
Biasanya proses seleksi beasiswa internasional memakan waktu 12-18 bulan. Jadi, persiapkan sejak awal.

BAB 8


LOLOS DAFTAR UNIVERSITAS

“Belajar di saat orang lain tidur, bekerja sementara yang lain bermalas-malasan, mempersiapkan di saat orang bermain, dan bermimpi sementara lainnya sedang berharap” – William Arthur Ward

Setelah lolos mengikut ujian standar internasional test bahasa (IELTS), saya kemudian mendaftar ke beberapa universitas luar negeri secara online, dengan membayar melalui secure payment via credit card. Biaya setiap universitas berbeda-beda, bahkan ada beberapa yang gratis. Universitas yang mengharuskan bayar, enrollment fee-nya rata-rata 100 USD, yaitu setara 1,4 jutaan. Jika sudah beres dengan urusan administrasi, kemudian pihak admission Universitas biasanya meminta mengirimkan dokumen transkrip nilai dan ijazah kelulusan berbentuk hardcopy yang sudah dilegalisir serta diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Universitas kita terdahulu, ataupun penterjemah tersumpah pihak kedutaan. kemudian dikirimkan langsung ke kampus tersebut melalui pos, guna pengecekan dan verifikasi. perhitungkan biaya mengenai hal ini, karena membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Beberapa universitas bahkan meminta sangat detail penjelasan per mata kuliah sewaktu saya kuliah sarjana, hal inilah yang memang sangat menyita banyak waktu. Dikarenakan ketatnya persaingan penerimaan mahasiswa baru, pihak universitas membutuhkan data mata kuliah terdahulu untuk standar penyetaraan mata kuliah program master dengan kampusnya. Dan Alhamdulillah, dari semua universitas yang saya daftar semuanya diterima.
Berikut beberapa universitas yang saya daftar :

  1. University Of Copenhagen–Denmark,MSc. Nanoscience (Ranking 68 dunia)
  2. University of Groningen – Belanda,MSc. Applied Physics (Rangking 100 dunia)
  3. Chalmers Institute of Technology–Swedia, MSc. Nanoscience (Rangking 132 dunia)
  4. RWTH Aachen – Jerman (Rangking 145 dunia)MSc. Physics almamater Prof.BJ. Habibie
  5. University of Antwerp – Belgia,MSc. Nanophysics (Rangking 208 dunia)

Apa itu LoA
LoA adalah Letter of Acceptance yaitu surat yang berisi pernyataan resmi dari pihak universitas yang kita daftar di luar negeri, yang membuktikan bahwa kita telah diterima di salah satu jurusan yang kita daftar.

LoA dikirimkan setelah kita mendaftar, melengkapi persyaratan akademis, juga persyaratan administrasi.LoA merupakan hasil akhir dari penilaian universitas terhadap mahasiswa yang mendaftar di salah satu jurusan yang terdapat di universitas tersebut. LoA terbagi pada 2 kategori yaitu:

  1. LoA Unconditionalartinya calon mahasiswa diterima 100% tanpa syarat apa-apa lagi.
  2. LoA conditionalartinya mahasiswa diterima dengan syarat yang belum terpenuhi dan harus melengkapi syarattersebut segera, sampai terbitnya LoA Unconditional

TIPS
• Ketika mendaftar secara online ke kampus yang akan kita tuju, pertimbangkan jenis pembayaran yang akandipilih, apakah melalui credit card, atau melalui bank transfer. Pembayaran tercepat secara online adalah melalui credit card. Jikalau kita tidak punya, kita bisa meminta tolong saudara atau kerabat kita yang memiliki credit card
• Perhitungkan berapa jumlah biaya enrollment fee yang harus dibayar dari masing-masing kampusnya. Karena setiap kampus yang akan kita daftar menerapkan enrollment fee yang berbeda-beda. Silahkan menghitung kurs USD terhadap rupiah terkini
• Rata-rata kampus luar negeri meminta salinan copy ijazah yang sudah dilegalisir dalam bentuk fisik, dan meminta mengirimkannya langsung kepada Universitas tersebut. Cermati dan perhitungakan waktu deadline pendaftarannya. Karena biaya pos untuk mengirimkan dokumen ijazah tersebut tidaklah murah.
• Yang terpenting kita dinyatakan lolos dan diterima dahulu di universitas yang kita tuju dengan mendapatkan bukti LoA (Letter of Acceptance) baru kita cari pendanaan beasiswa kemudian.

BAB 9


GAGAL BEASISWA LPDP

“Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat” – Winston Churchill

Saya sudah bertekad bahwa saya harus bisa meraih skor IELTS minimal 6.5 di akhir tahun 2015 agar saya bisa memulai daftar ke berbagai beasiswa dan universitas yang saya incar di awal Januari 2016. Alhamdulillah, target saya tercapai dan mulai bulan Januari 2016 saya gencar mendaftar beasiswa dan universitas. Salah satu beasiswa dalam negeri yang saya daftar adalah LPDP, selebihnya semua beasiswa luar negeri. LPDP baru dibuka pada awal tahun 2013, saat itu belum banyak orang yang tau mengenai beasiswa ini, termasuk saya. Pada tahun 2013, para pendaftar LPDP lebih mudah lolos seleksi karena pendaftarnya baru sedikit. Mulai tahun 2014, info mengenai LPDP tersebar luas di lingkungan universitas sebelum akhirnya seluruh masyarakat Indonesia mengetahui LPDP. Sejak saat itu, LPDP menjadi salah satu beasiswa dalam negeri favorit banyak orang sehingga seleksinya pun mulai diperketat.
Saya mendaftar LPDP gelombang I di bulan Januari 2016. Saat itu, saya sudah melakukan kontak dengan salah seorang Professor dari University of Antwerp, Belgia. Pihak Professor sudah bersedia menjadi pembimbing saya, begitupun dengan pihak admission nya yang sudah menetapkan saya diterima di universitas tersebut, hanya saja ketika mendaftar LPDP, LoA (Letter of Acceptance) dari University of Antwerp belum dikirimkan ke saya. Namun bukti kontak dengan pihak universitas sudah saya lampirkan pada berkas LPDP.
Seleksi LPDP tahap pertama yaitu seleksi dokumen secara online, saya dinyatakan lolos dan diundang ke tahap selanjutnya yaitu wawancara. Saya mendapat jadwal wawancara di kampus STAN Bintaro, bulan Februari 2016. Berhubung saat itu anak saya masih menyusui ASI, sehingga saya membawa serta suami dan anak saya ikut ke lokasi wawancara. Membawa anak yang masih batita bukanlah hal mudah, waktu itu saya diharuskan berada di lokasi wawancara jam 8 pagi. Ditambah cuaca yang tidak mendukung, hujan deras, dan kami harus menunggu giliran wawancara di luar gedung.
Saya baru dipanggil untuk wawancara pada jam 3 sore. Sungguh penantian yang sangat lama, belum lagi anak saya yang beberapa kali rewel. Ketika saya masuk dan duduk di meja, saya dihadapkan dengan 3 orang pewawancara. Satu orang doktor Psikologi UI dan dua orang professor dari dua universitas yang berbeda. Doktor psikologi lebih banyak mengajukan pertanyaan kepada saya, dengan pertanyaan-pertanyaan yang cukup menguras emosi. Untungnya, saya sudah terbiasa menghadapi tipe orang seperti itu dan saya pun bisa tetap menjawab pertanyaan yang dia ajukan dengan tenang. Setelah sesi wawancara beres, perasaan saya lega karena satu tahap sudah berhasil dilewati. Tinggal menunggu hasil wawancara dikirim melalui email.
Ketika tiba hari pengumuman hasil wawancara, saya agak berharap cemas. Setelah email masuk dan saya baca, betapa kecewanya saya karena dinyatakan gagal pada tahap wawancara dan tidak bisa melanjutkan ke tahap selanjutnya. Namun saya masih diberi kesempatan untuk membuat aplikasi baru pada gelombang 3.
Ketika itu saya memikirkan 2 hal, pertama, faktor apa yang membuat saya gagal, padahal semua persyaratan telah terpenuhi ditunjang prestasi saya yang cukup memadai. Panitia seleksi tidak mencantumkan alasan penolakannya, inilah hal yang menurut saya merupakan sisi tidak adil dari proses seleksi beasiswa. Kedua, waktu terus berjalan dan usia saya semakin bertambah. Saya berpikir, dan berdiskusi dengan suami, jika saya mengandalkan pada beasiswa LPDP, peluang saya untuk mendapatkan beasiswa yang lainnya semakin kecil. Akhirnya saya memutuskan untuk tidak mendaftar lagi LPDP untuk yang kedua kalinya karena saya tidak ingin membuang waktu, dan belum ada jaminan juga bahwa pendaftaran yang kedua pun akan lolos. So, its time to forget LPDP!
TIPS
• Bidik semua beasiswa baik dalam maupun luar negeri lalu pelajari persyaratannya secara detail. Apabila gagal di satu beasiswa, kita punya pengganti beasiswa lainnya. Jangan terpaku pada satu beasiswa saja. Seandainya memungkinkan minimal 5 beasiswa dan 5 universitas kita daftarkan
• Gagal adalah hal biasa dan sangat lumrah dalam proses pencarian beasiswa. Daftar, perbaharui kembali. Jangan pernah merasa down, apalagi urung untuk meneruskan pencarian beasiswa.

BAB 10


MENEMBUS UNIVERSITAS DENGAN RANKING TERBAIK 100 BESAR DUNIA

“Sebagian orang mengatakan kesempatan hanya datang satu kali, itu tidak benar. Kesempatan itu selalu datang, tetapi anda harus siap meresponnya“ – Louis L’Amour

Seiring sejalan dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan khususnya perkembangan teknologi internet, semua aktivitas universitas di dunia bisa dicari dengan mudah melalui internet. Dari mulai universitas dengan kategori biasa-biasa, sampai universitas terbaik di dunia. Kategori ini dinilai berdasarkan ranking dunia, jurnal ilmiah riset internasional, jumlah penerima Nobel Prize, anggaran riset, lama berdirinya universitas, rasio jumlah mahasiswa dan dosen, jumlah profesor, semua dirinci secara jelas.
Awalnya saya dan suami memilih Jerman atau Swiss sebagai destinasi studi, tapi, jurusan master nanoscience hanya ada di beberapa universitas,dan perkuliahannya pun dalam bahasa Jerman dan Prancis. Akhirnya setelah melihat dari sisi rangking dunia, rangking jurusan, dan basis riset ilmu sains, saya memutuskan untuk mengambil Master Nanoscience di University of Copenhagen. Di luar perkiraan saya sebelumnya, universitas ini pun memberikan dukungan beasiswa penuh dari pemerintah Denmark (Danish Government).
Kenapa saya tertarik dengan bidang Nanoscience?Ada beberapa alasan yaitu, 1) selain background jurusan saya sewaktu sarjana adalah Fisika murni, saya juga melihat kecenderungan bidang yang satu ini akan semakin berkembang aplikasi keil-muannya, terutama di negara maju maupun di negara berkembang, ke depannya. 2) wanita yang memilih jurusan atau yang bergelut di bidang ini sangat jarang.

KENAPA SAYA MEMILIH DENMARK? DAN KENAPA KE EROPA?

“Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan teguh” – Andrew Jackson

Setiap tahun, jurnal internasional selalu memilih Denmark sebagai negara paling bahagia, berdasarkan lembaga pemeringkat “World Happines Index”, dan Negara paling hijau di Eropa yang nyaris minus polusi.
Denmark memiliki peringkat ke-3 dunia sebagai negara yang memiliki sistem pendidikan tinggi terbaik di dunia, berdasarkan lembaga pemeringkat sistem pendidikan tinggi dunia “The Universitas 21 Ranking” berturut-turut pada tahun 2015 dan 2016.Serta meraih peringkat ke-3 negara dengan tingkat kesejahteraan dan pengharapan hidup warganya, berdasarkan “Legatum Prosperity Index 2015”. Saya memilih Eropa khususnya Negara Nordic (Skandinavia), karena selain sangat makmur, juga rata-rata warganya fasih berbahasa Inggris. Selain itu, warga asing di Denmark sangat disarankan menguasai bahasa setempat, sebagai penunjang pengembangan pendidikan maupun karir seseorang. Jadi selain berbahasa Inggris sebagai bahasa internasional, juga dituntut untuk bisa menguasai bahasa resmi Denmark yaitu Danish, berbeda dengan Amerika, Kanada, Inggris, Australia, yang mutlak hanya berbahasa Inggris saja.
Denmark adalah salah satu negara di Eropa Utara (Skandinavia) yang berbatasan langsung dengan Jerman. Bangsa asli Denmark yaitu bangsa Viking, nama dan simbol yang selalu dieluk-elukan bobotoh sepakbola Persib Bandung. Dahulunya, seluruh Skandinavia (Denmark, Swedia, Norwegia, Kep. Faroe, Islandia, dan Greenland) disatukan di bawah pemerintahan Denmark. Denmark merupakan negara Nordic yang paling kecil di wilayah selatan Eropa Utara. Denmark juga salah satu negara pendiri NATO dan negara dengan pajak tertinggi di dunia yaitu 49%! Biaya hidup yang sangat mahal menjadikan negara ini sebagai negara ketiga berbiaya hidup termahal di dunia beserta dengan Norwegia dan Swiss.
Dengan luas hanya sebesar kota Bogor, Denmark memiliki populasi jumlah penduduk yang hanya 5,5 juta orang (data 2015). Denmark pernah dinobatkan sebagai negara pertama di dunia yang bebas korupsi berdasarkan indeks persepsi korupsi negara-negara di dunia. Mainan Lego, cerita Hans Christian Andersen, perusahaan kargo container Maersk, Maersk Oil company, perusahaan jasa cleaning service ISS, Group Band Michael Learns To Rock, kue kaleng Butter Cookies semuanya berasal dari Denmark. Hingga saat ini, Denmark telah menghasilkan 14 pemenang hadiah Nobel yang terdiri dari beberapa bidang.

PERSIAPAN KEBERANGKATAN: KEUANGAN MINIM
Mendapatkan beasiswa itu bukan berarti sama sekali tidak mengeluarkan uang, karena setiap persyaratan (seperti daftar ke universitas, tiket pesawat, biaya residence permit) dan biaya hidup untuk minggu-minggu awal tidak ditanggung. Jadi, walaupun saya mendapatkan beasiswa penuh berupa tuition fee (uang kuliah) dan living allowance (biaya hidup), tetapi saya harus mempersiapkan dana yang jumlahnya tidak sedikit.
Pada saat diskusi dengan suami, kondisi keuangan saya dan suami saat itu sangat minim. Selain itu, suami juga sedang meneruskan studi pascasarjana di universitas di tanah air, yang jelas – jelas bukan melalui jalur beasiswa, sehingga membutuhkan biaya kuliah yang lumayan besar. Akhirnya saya dan suami sepakat bahwa saya harus berangkat duluan ke Denmark.Selain pertimbangan hal tersebut, juga yang tidak kalah krusial adalah biaya hidup yang sangat tinggi untuk membawa keluarga ke Denmark khususnya Copenhagen untuk ukuran beasiswa pemerintah, khususnya program master. Dengan berbekal uang sisa hasil penjualan rumah, akhirnya saya berangkat duluan ke Denmark.
Denmark adalah negara dengan biaya hidup dan pajak tertinggi di dunia setelah Norwegia dan Swiss. Tidak kalah pen-tingnya, Denmark memiliki cuaca dingin yang cukup ekstrem. Atas pertimbangan hal ini, sangat tidak memungkinkan untuk membawa anak kami yang berusia 20 bulan karena dikhawatirkan tidak akan tahan terhadap cuaca dingin di Copenhagen, mengingat ketika berangkat ke Denmark, musim dingin sudah semakin dekat. Atas beberapa pertimbangan itulah, suami dan anak menyusul kemudian segera setelah musim dingin (winter) berakhir.

TIPS
• Selain rangking dunia universitas yang dituju, juga cermati kondisi politik negara yang akan kita tuju. Pastikan negara tersebut adalah negara maju atau negara makmur di dunia. Karena iklim politik yang aman dan kondusif , akan memberikan kita rasa aman selama proses kita belajar di negara tersebut.
• Pelajari keunggulan non akademis di negara yang kita tuju. Seperti negara Denmark yang saya tuju, negara ini merupakan negara paling bahagia, dan paling damai di dunia.

BAB 11


APAKAH SELURUH BEASISWA ITU MODERAT?

“Investasi dalam pengetahuan memberikan keuntungan terbaik”. -Benjamin Franklin

Maksud dari Moderat disini adalah “Modal Dengkul dan Urat”. Banyak pertanyaan yang di tanyakan oleh para lulusan fresh graduated yang bercita-cita ingin sekolah ke luar negeri melalui jalur beasiswa. Pertanyaannya, apakah jika mendaftar beasiswa itu artinya kita tidak mengeluarkan uang sama sekali? Jawabannya tidak mungkin! Beasiswa pendidikan tinggi secara umum terdiri dari 2 kategori yaitu beasiswa Full (penuh) ataupun partial (sebagian).Sekadar gambaran, beasiswa Danish government yang saya dapatkan bernilai hampir sekitar 1 Miliar rupiah.sekalipun beasiswa kita didanai penuh, dan kelihatan nilainya besar, kita tetap harus mengalokasikan dana yang cukup, karena pengurusan dokumen keimigrasian biasanya tidak pernah ditanggung oleh pihak pemberi beasiswa. Seandainya ada pun, terbatas hanya pada biaya pembuatan visa saja dan itupun tetap harus kita bayarkan terlebih dahulu, baru kemudian di reimburst kepada pihak pemberi beasiswa.
Saya mendapatkan beasiswa penuh namun biaya visa dan tiket pesawat tidak ditanggung. Beruntung kampus pemberi beasiswa saya ini, pendaftarannya tidak dipungut biaya alias gratis. Berbeda dengan kampus luar negeri lainnya yang memungut uang pendaftaran (enrollment fee). Selain itu, tentunya sesampai disana kita wajib mengalokasikan biaya hidup selama 1 bulan ke depan, hingga beasiswa cair.
Biaya-biaya yang harus dipersiapkan apabila kita diterima di universitas luar negeri yaitu:
• Biaya Internet
Kegunaannya untuk mengirim email serta mengupload dokumen. Juga melihat profil universitas dari youtube, ataupun belajar bahasa secara online. Disarankan menggunakan internet dengan kecepatan tinggi
• Biaya pembuatan paspor dan visa
Sebaiknya membuat paspor jauh-jauh hari atau bagi yang sudah punya paspor namun hampir expired, sebaiknya segera mengurus perpanjangan waktu paspor tersebut. Biaya pembuatan/perpanjangan paspor standar biasanya di bawah 300 ribu.
Setelah menerima LoA, dan pemberitahuan beasiswa sudah final, sebaiknya segera membuat visa. Pembuatan visa pelajar biasanya memakan waktu maksimal 3 bulan. Biaya yang dibutuhkan sangat beragam, tergantung negara yang dituju. Contohnya, biaya pembuatan visa Denmark cukup mahal karena ada 2 item yang harus saya bayar yaitu student visa sekaligus residence permit selama 2 tahun. Pembaya-ran dilakukan secara online melalui pihak agen kedutaan yang menghabiskan dana hampir 7 juta rupiah.
• Tiket pesawat
Harga tiket pesawat sangat bervariasi, tergantung negara yang akan dituju, maskapai penerbangan, serta jangka waktu booking. Semakin jauh dari tanggal keberangkatan, maka harga tiket relatif lebih murah.Sebagai student, maka saya membeli tiket one way yang harganya jauh lebih mahal daripada tiket return (yang berlaku biasanya untuk turis).
• Pembelian perlengkapan baju musim dingin di tanah air, seandainya ke negara yang ada musim dinginnya. Karena pembelian di tanah air lebih murah ketimbang di negara tujuan, khususnya Eropa.
• Pembelian perlengkapan kebutuhan awal saat tiba seperti makanan dan lain-lain
• Dana taktis cadangan hidup untuk 1 bulan ke depan serta dana darurat selama di negara tujuan hingga dana beasiswa cair.

MEMBUAT RESIDENCE PERMIT
Pada bulan Juli 2016, saya mengurus dokumen Residence Permit Denmark melalui VFS Global di daerah Mega Kuningan Jakarta Selatan. Saat ini hampir 95% pengurusan dokumen keimigrasian (selain dokumen imigrasi diplomatic) negara di dunia, memakai agen visa internasional VFS Global. Dalam hal ini VFS Global Indonesia hanya mengarsipkan dokumen dan sebagai messanger yang ditunjuk oleh kedutaan. Proses approvalnya tetap dilakukan langsung dari negara Denmark. Alhamdulillah proses pengajuan Residence permit saya mendapat privilege sangat cepat yaitu hanya 3 minggu saja setelah dokumen dan data biometric saya di ambil di VFS Global. Itulah kelebihan ketika mendapat beasiswa dari Danish Government. Berbeda dengan teman saya, yang sama-sama diterima di universitas yang sama, namun berbeda jurusan, pengajuan residence permitnya, disetujui hampir 3 bulan lamanya.Otomatis dia tidak dapat mengikuti orientasi kampus, dikarenakan waktu yang sangat mepet. Residence permit saya berlaku selama 2 tahun, selama saya studi master di Denmark. Selain itu, Residence permit saya sudah termasuk mendapatkan jatah untuk kerja maksimal 20 jam seminggu yang totalnya 80 jam/bulan.

MENINGGALKAN KELUARGA
“Orang-orang yang melontarkan kritik bagi kita pada hakikatnya adalah pengawal jiwa kita, yang bekerja tanpa bayaran” – Corni Ten Boom
Setelah berdiskusi dengan suami mengenai keberangkatan, saya dan suami sangat menyadari bahwa saya akan meninggalkan suami dan anak, untuk meneruskan kuliah di Denmark. Anak saya saat itu menginjak usia20 bulan, yang ASI-nya otomatis harus disapih (dihentikan).Ini adalah hal yang paling memberatkan saya, dan saya sampai menangis sedih, karena merasa kasihan pada awalnya melihat anak saya mendadak diganti dengan asupan susu botol. Sekali lagi, suami turun tangan langsung untuk membantu mengurus anak saya sebelum saya menitipkan anak saya ke eyang dan bude saya. Saat itu anak kami dititipkan hampir 2 bulan, di pihak keluarga ibunda dari almarhumah ibu. Dikarenakan suami kerja di Jakarta, otomatis suami pulang seminggu sekali saat weekend ke Bandung untuk menengok si kecil, sekaligus memenuhi segala kebutuhannya.anak dirawat oleh pembantu dengan pengawasan bude dan eyang. Walaupun pada akhirnya anak kami kembali dititipkan ke rumah orang tua kami dengan beberapa pertimbangan, yaitu orang tua menyarankan anak kami untuk tinggal di rumah orang tua kami, sekaligus rumah orang tua sudah bisa ditempati, karena sebelumnya rumah orang tua sedang direnovasi. Dengan diasuh oleh pembantu, serta dalam pengawasan orang tua kami, akhirnya mau tidak mau, kami berdua percayakan, dengan sedikit rasa was-was walaupun belum tentu itu yang terbaik. Pada intinya kami berdua tidak mau merepotkan terlalu jauh bukan hanya dari keluarga almahumah Ibunda (pihak Eyang) dan keluarga besarnya di Ciharum, tapi juga pihak orang tua kami di Kopo.
Saya dan suami memaklumi dan menyadari langkah dan keputusan kami ini, dikarenakan banyak hal yang menjadikan saya berangkat ke Denmark duluan, baru kemudian suami dan anak menyusul. Hal ini mendapat kritikan, dan pro kontra dari pihak keluarga saya.
Dari seluruh kritik yang saya dengar, saya mengambil kesimpulan bahwa ada dua macam kritik, kritik yang dilancarkan untuk membangun kita, dan kritik dengan tujuan menjatuhkan kita.Persamaan keduanya adalah sama-sama menjadikan kita lebih baik.Kritik dari orang bodoh, berarti kita telah diakui sebagai orang pintar.Kritik dari orang pintar, berarti kita telah diakui untuk berani melakukan sesuatu. Kritik adalah tanda bahwa kita sudah layak diperhatikan. Berarti aktivitas kita sudah layak untuk memberi perubahan pada lingkungan. Saya dan suami tidak pernah “memikirkan terlalu berlebihan” omongan orang lain. Kami cukup mengabaikan saja, serta menganggap semua kritikan tersebut, menjadi masukan yang berharga. Kami berdua menyadari bahwa penafsiran akan satu hal bisa berbeda pada setiap orang, apalagi dipandang dari sisi tafsir agama.

TIPS
• Dalam mempersiapkan tujuan mengejar beasiswa khususnya bagi para pencari beasiswa yang sudah berkeluarga, dan memiliki kasus serupa dengan saya, pada saat keberangkatan harus meninggalkan keluarga, hendaknya kita mempertimbangkan dengan matang-matang konsekwensi dan resikonya.
• Persiapkan mental tahan banting. Kita semua pasti ada yang suka, dan ada pula yang tidak suka atas hal-hal yang kita sedang atau akan lakukan. Setiap seseorang menjadi lebih baik, atau mencapai suatu keberhasilan, selalu akan ada komentar dan kritik. Jadi tidak usah khawatir, dengan komentar miring orang-orang. Hal ini sangat lumrah terjadi di lingkungan kita sendiri.
• Kritikan 10% harus dijawab dengan motivasi 100% dan pembuktian hasil. Kritikan merupakan motivator alamiah.
• Ingatlah, tidak akan ada yang menolong kita dalam hal apapun selain kita sendiri dan Tuhan. Seandainya orang tua dan kerabat mendukung dalam hal pendidikan, bersyukurlah.tapi seandainya orang tua sudah tidak ada, atau orang tua tidak memandang bahwa pendidikan itu penting, maka kita lah yang akan menentukan langkah di kemudian hari bersama pasangan dan keluarga kita.

BAB 12


TIBA DAN MENGINJAKAN KAKI DI DENMARK

Nyhavn Icon kota Copenhagen Denmark

“Hidup dengan melakukan kesalahan akan lebih terhormat, daripada selalu benar karena tidak melakukan apa-apa” – George Bernard Shaw

Ketika pesawat saya hampir mendarat di Kastrup International Airport, Denmark, saya melihat pemandangan yang sangat indah dari ketinggian. Lautan biru dengan kapal laut yang berlayar serta daratan negara Denmark yang hijau. Setelah saya turun dari pesawat, saya menghirup udara yang segar dan sejuk yang relatif bebas dari polusi. Alhamdulillah, akhirnya saya sampai dengan selamat setelah menempuh perjalanan selama 17 jam dari Cengkareng, Jakarta.
Setelah keluar dari pesawat, saya sangat shock dengan perbedaan suhu udara, padahal saya tiba di Denmark pada saat musim panas (summer). Saya merasakan suhu udara di Denmark yang saya rasakan seperti suhu udara di Ciwidey ataupun di Lembang pada saat malam hari ya!, padahal itu musim panas, suhu berkisar 14°C. sudah terbayangkan bagi saya pada saat musim dingin tiba. Perbedaan waktu Denmark dan tanah air adalah 5 jam, tanah air waktunya lebih awal. Matahari terbit pada jam 5 subuh, dan terbenam pada jam 8 malam. Saya dijemput oleh seorang teman teman perempuan Danish (sebutan untuk penduduk asli Denmark) yang juga berasal dari fakultas yang sama dengan saya. Mulai saat inilah saya total berkomunikasi dalam bahasa Inggris untuk menjalani hari-hari sebagai mahasiswa di Denmark. Berhubung saya tiba pada pukul 7 pagi, dan baru bisa check-in ke penginapan pukul 12 siang, maka saya diajak ke rumah teman saya tersebut. Di sanalah pertama kali saya menginjakkan kaki di rumah keluarga Danish. Keluarga tersebut sangat ramah dan suka bercanda-tawa, saya pun diajak untuk sarapan pagi bersama. Karena saya mengenakan jilbab, mereka mengetahui bahwa saya seorang Muslim. Teman saya bercerita tentang kebiasaan makan mereka. Makanan utama mereka adalah roti dan juga pork (daging babi) Dia berkata, “you are Moslem and you don’t eat pork, right?”.Menu sarapan kami yaitu roti lengkap dengan berbagai selai yang bisa dipilih sendiri sesuai selera, dan juga telur dan udang rebus. Di sana terlihat bahwa mereka menghormati dan menghargai seorang Muslim seperti saya.
Kelebihan dari warga Danish, mereka bisa berbahasa Inggris meskipun bahasa sehari-hari mereka adalah bahasa Danish. Itulah salah satu hal yang membuat saya tidak ragu untuk melanjutkan studi disini, karena bisa dengan mudah bercakap-cakap dengan penduduk setempat menggunakan bahasa Inggris, walaupun bahasa Danish untuk percakapan sehari-hari memang sangat dibutuhkan untuk komunikasi.
Sewaktu menjalankan ibadah , saya tidak menemukan kendala masalah waktu saat shalat tiba. Meskipun Denmark tidak mengenal adzan, saya bisa mengetahui waktu shalat dari aplikasi wakf.dk. Aplikasi ini dibuat oleh Komunitas Muslim Denmark di Copenhagen. Waktu siang pada saat musim panas (summer) sangat panjang, waktu malam hanya sebentar. Matahari terbenam pada jam 8 malam.
Setelah tinggal selama 1 minggu dan berkeliling Copenhagen city, saya melihat cukup banyak Muslim imigran yang tinggal di sini.Awalnya saya berpikir bahwa Muslim disini adalah minoritas dan jumlahnya sangat sedikit, ternyata anggapan saya keliru. Saya selalu menemui setidak-tidaknya 5 orang wanita berjilbab di sepanjang jalan atau ketika akan menyeberang jalan. Negara-Denmark dan negara-negara maju di seluruh dunia saat ini, tidak Terbebas dari masalah masuknya arus pengungsi asal timur tengah yang dilanda konflik. Sangat miris, saya melihat beberapa wanita muslim imigran asal timur tengah, yang sembunyi-sembunyi meminta uang belas kasihan di jalanan sambil lalu berjalan, yang jelas tentunya tanpa sepengetahuan pihak aparat penegak hukum setempat. Sungguh ironi memang. Hal seperti ini merupakan masalah yang sedang dihadapi oleh negara negara maju di belahan dunia, termasuk Denmark. Yaitu tidak dapat membendung arus pengungsi asal timur tengah.
Selain itu, terdapat beberapa toko daging milik orang Timur Tengah atau orang Turki yang menjual daging halal.Toko mereka biasanya bertuliskan “halal slaughter”. Daging yang mereka jual yaitu daging sapi, daging kambing, dan daging ayam yang tentunya disembelih dengan cara halal.
Copenhagen memang terkenal dengan kota bersepeda (city bike). Lebih dari 60% orang Denmark menggunakan sepeda untuk beraktivitas sehari-hari.Tidak memandang orang itu seorang eksekutif sebuah perusahaan, pekerja pemerintah (PNS), pelajar, mahasiswa, pebisnis, sampai dengan buruh kasar pun, memakai sepeda guna menunjang aktivitas sehari-hari mereka.di Denmark khususnya kota Copenhagen tidak ditemukan adanya sepeda motor. Jadi moda transportasi pribadi hanya terlihat Sepeda dan mobil saja, selain bus dan kereta tentunya, sebagai sarana transportasi umum.Berbeda di tanah air, moda transportasi pribadi yaitu sepeda motor.Hampir di semua tempat parkir didominasi oleh sepeda.Yang lebih uniknya lagi, para pengendara mobil sangat menghargai para pejalan kaki dan pengendara sepeda.Pengendara mobil selalu mendahulukan mereka ketika akan menyeberang jalan. Hampir dipastikan tidak pernah terdengar suara klakson mobil terdengar. Sungguh jauh berbeda dengan di Indonesia, di mana pengendara mobil atau motor selalu membunyikan klakson jika ada pejalan kaki yang lewat. Toleransi terhadap pejalan kaki dan pengendara sepeda sangat besar disini. Itu juga yang membuat saya nyaman tinggal di sini di samping lingkungan yang bersih. Intinya Lingkungan yang bersih sangat mempengaruhi kualitas udara dan air. Selama tinggal disini, saya tidak pernah melihat pabrik dengan asap hitam dan air buangan limbah. Bahkan karena sangat bersihnya, air yang berasal dari keran (tap water) bisa langsung diminum dan rasanya sama seperti air mineral dalam kemasan yang dijual di Indonesia dan yang penting tidak usah membeli air galon, atau beli air galon isi ulang.
Denmark merupakan negara dengan jumlah tahanan penjara terendah di dunia.Saking minimnya kasus kejahatan, mengakibatkan sepinya penghuni penjara, dan hebatnya, penghuni penjara nya pun bisa dihitung dengan jari.
Begitu juga keunikan fasilitas kesehatan yaitu jumlah pasien rawat inap di setiap rumah sakit di Denmark sangat sedikit. Rumah sakit di sini lebih didominasi oleh pasien ibu melahirkan, dibandingkan dengan kecelakaan. Pasien yang dirawat inap karena penyakit berat pun sangat jarang. Mengingat faktor iklim, pola hidup yang relatif teratur, serta minimya konsumsi obat-obatan. Seandainya orang sakit ringan seperti flu, batuk, radang tenggorokan dan penyakit ringan lainnya, jika pergi berobat ke dokter, kemudian seorang dokter akan memeriksa, setelah itu hanya akan memberikan catatan konsultasi mengenai makanan yang harus dimakan dan dihindari, istirahat yang cukup, serta jenis olahraga yang tepat dan lain-lain tanpa memberikan obat sedikitpun! Sisi positifnya, orang-orang Denmark relatif lebih sehat dibandingkan orang eropa lainnya, karena pola hidup dan kebijakan di bidang kesehatan, khususnya kedokterannya di Denmark.
Selain hal tersebut di atas, manajemen pembuangan sampah di Denmark, sangat tertata, karena sudah diterapkan cukup lama, disamping juga kesadaran warga Denmark dalam membuang sampah.Tersedia di tempat-tempat umum tempat sampah kering dan basah.Walaupun dalam hal sepele, tetapi Warga Denmark sangat konsisten, dan benar-benar memisahkan dalam hal membuang sampah, antara sampah basah dengan sampah kering, hingga sampah tidak campur aduk, yang bisa menyebabkan bau sampah menyengat. Selain itu, penggunaan plastik belanjaan di Denmark sangat dibatasi penggunaannya. Denmark terus berupaya menjaga keindahaan lingkungan dan menyelamatkan biota bawah laut, dengan cara mendukung daur ulang sampah plastik ini. Denmark telah menerapkan pajak untuk kantong plastik pada semua usaha ritel sejak tahun 1994. Berbeda dengan Indonesia, yang baru menerapkannya pada tahun 2016 ini.

Di halaman Christianborg Castle

Sistem dan tata kelola pemerintahan
Fungsi Komune dan International House
Lembaga pemerintahan, dan sistem birokrasi di Denmark sangatlah sederhana. Mengingat populasi warganya sedikit. Fungsi lembaga ini yaitu mendata setiap warga Denmark, juga warga imigran yang belajar, maupun bekerja di Denmark, guna diberikan laporan keuangan kepada kantor pajak yaitu SKAT. Semua urusan birokrasi disini dilayani secara cepat.

Melapor ke KBRI Copenhagen
Kedutaan Indonesia di Denmark terletak di Hellerup. Dua hari setelah tiba di Copenhagen, saya mencari tau alamat KBRI di Denmark. Tidak sulit, karena bisa dicek langsung melalui Google Maps. Setiap Warga Negara Indonesia (WNI) yang baru datang ke suatu negara, wajib lapor diri ke KBRI setempat. Maksud dari lapor diri ini adalah melaporkan bahwa kita sebagai WNI didata keberadaanya di Denmark, jikalau ada sesuatu yang tidak diharapkan di kemudian hari pihak kedutaan Indonesia di Denmark bisa mengetahui keberadaan kita selama di Denmark, yang intinya untuk kepentingan diri kita sendiri.

KEBIASAAN ORANG DENMARK (DANISH)
Di hari pertama saya tiba di Copenhagen, saya bertanya kepada teman saya (seorang Danish) mengenai cara mereka berinteraksi satu sama lain. Cara mereka berinteraksi sangat tidak formal. Tidak formal disini maksudnya, kita tidak perlu menggunakan kata sapaan seperti bapak (Mr.) atau ibu (Mrs.) layaknya seperti negara – negara western lainnya, kepada orang yang lebih tua. Mereka lebih suka dipanggil dengan nama, tanpa menggunakan kata sapaan. Begitu pula antara guru dan murid atau dosen dengan mahasiswanya. Hubungan mereka bagaikan teman yang bisa diajak berdiskusi kapan saja.Bahkan seorang mahasiswa bisa saja mengemukakan ketidaksetujuannya terhadap pernyataan dosennya.Interaksi disini sangat bebas tanpa ada sekat-sekat rasa senioritas.Semua harus bisa berlapang dada ketika menerima masukan atau saran dari siapapun.Namun, sisi negatifnya, rasa sopan santun terhadap orang yang lebih tua menjadi terabaikan.
Ada satu kebiasaan yang unik dari penduduk Danish yaitu tidak pernah bertransaksi dengan uang cash (cashless). Bahkan teman saya yang orang Danish pun tidak tau berapa nominal terbesar dari pecahan uang kertas mereka. Transaksi di Denmark selalu menggunakan kartu, baik kartu debit maupun kartu kredit, ketika mereka berbelanja. Kemajuan sistem perbankan disini, memungkinkan untuk bertransaksi online menggunakan kartu debit. Untuk urusan seperti transportasi atau laundry, mereka memiliki kartu masing-masing. Kartu transportasi disebut Rejsekort, kartu ini digunakan untuk seluruh moda transportasi yang ada di Denmark, yaitu kereta, bus, dan metro.Sedangkan kartu laundry disebut Vaskekort.
Kebiasaan unik lainnya yaitu menyingkirkan barang-barang yang sudah tidak terpakai (atau tidak ingin dipakai) sekalipun barang tersebut kondisinya masih bagus. Mereka biasanya akan memberikan barang tersebut secara cuma-cuma kepada orang lain. Saya sendiri mendapatkan printer 3 in 1 (print, scan, copy) secara gratis. Biasanya orang-orang yang ingin memberikan barangnya secara gratis, akan memasang iklan di sosial media. Saya pun bergabung dengan salah satu grup di sosial media tempat orang mengiklankan barang-barang yang ingin diberikan secara gratis. Alhamdulillah, saya pun mendapatkan barang yang akan berguna selama studi saya berlangsung disini. Bagi siapapun yang ingin mendapatkan barang secara gratis, harus rajin dan sering memantau iklan yang muncul karena ketika iklan baru muncul, ratusan orang yang berminat akan langsung mengontak si pembuat iklan. Jadi, siapa cepat dia dapat.
Kebiasaan yang terakhir yaitu minum bir. Bir dijual bebas dan sangat mudah ditemukan di supermarket, bahkan supermarket kecil sekalipun memiliki etalase khusus berisi bir yang jumlahnya bisa sampai 4 etalase berukuran besar. Bagi seorang Muslim yang pertama kali datang kesini, mungkin hal ini adalah culture shock. Di sini kita bisa melihat orang dengan bebas membeli dan meminum bir di jalanan dan tidak pandang waktu. Berpesta sambil minum bir pun sudah menjadi hal yang biasa bagi remaja di Denmark, bahkan tidak lengkap rasanya jika bercengkrama dengan teman tanpa meminum bir.
Kebiasaan dan juga merupakan kulturyang unik bagi saya adalah sistem perdagangan maupun bisnis, yang tidak ada tawar menawar antara penjual dan pembeli.
Yang terakhir yang saya amati, orang Danish, sangat suka makan wortel mentah tanpa dimasak. Di beberapa tempat termasuk kampus, saya lihat orang makan wortel layaknya snack sambil ngobrol. Setelah bertanya pada teman saya yang seorang Danish, mereka sangat suka wortel mentah tanpa dikupas dan dimasak.Kemajuan dalam bidang pertanian, membuat harga sayur dan buah terjangkau oleh orang-orang. Wajar jika orang Danish memiliki pola makan yang menyehatkan, makanya orang sini jarang masuk masuk rumah sakit untuk rawat inap.

PERBEDAAN BUDAYA KELAS MENENGAH DI INDONESIA DAN DI DENMARK
Berdasarkan kajian sosiologi dan antropologi, pada kalanganbudaya kelas menengah di Indonesia, orang lebih dihormati dan dipuja karena kekayaan berupa materinya (material evidence), sedangkan di semua kalangan di Eropa, khususnya di Denmark, orang dari berbagai kalangan (strata sosial) dihormati karena keilmuannya. Akademisi, khususnya seorang Profesor, mendapat kedudukan dan status sosial yang sangat dihormati. Tentu saja selain titel terhormat, jenjang karir yang ditunjang dengan pendapatan yang tinggi, sehingga bisa disetarakan sejajar dengan pendapatan seorang CEO di sektor industri.

Di halaman Rosenborg Castle

AKOMODASI DI COPENHAGEN DENMARK
Setibanya di kota Copenhagen, saya diantar seorang teman perempuan Danish, ke tempat penginapan sementara yang saya dapatkan melalui Airbnb.com. Pihak kampus hanya membiayai akomodasi, namun tidak mencarikan tempat akomodasi, jadi saya harus extra keras mencari kamar untuk disewa sebelum keberangkatan ke Denmark.Pencarian akomodasi di Denmark sangat sulit, karena setiap tahun ajaran baru setiap tempat rata-rata telah terisi penuh. Calon mahasiswa yang akan melanjutkan studi disini telah membooking beberapa bulan sebelumnya, bahkan ada yang membooking hampir satu tahun lamanya. Disamping itu harga kost yang sangat mahal merupakan kendala bagi mahasiswa internasional, juga tidak kalah sulitnya rata-rata pemilik kost (landlord) mengiklankan kamar kost nya dalam bahasa Danish. Untungnya saya dapat menggunakan fasilitas Google Translate walupun tidak 100% otentik, tetapi 70% maksudnya dapat dipahami. Beberapa mahasiswa internasional mensiasatinya dengan share kamar yaitu 1 kamar dihuni oleh 2 orang mahasiswa.Saya sendiri Alhamdulillah mendapatkan harga yang cukup murah untuk ukuran kamar sebesar 2x3m2 yang dihuni sendiri seharga 175DKK/hari yaitu setara sekitar 350ribuan/hari.Akomodasi tersebut saya huni selama hampir 2 minggu.
Setelah sekitar seminggu lamanya jalan-jalan kota Copenhagen, sambil mencari tahu moda transportasi, tempat membeli kebutuhan sehari-hari, dll akhirnya saya mendapatkan tempat kost dengan harga yang sangat bersahabat yaitu 2750 DKK/bulan atau sekitar 5,5 juta rupiah/bulan (standar harga kamar kost pada umumnya 3500 DKK sampai 6000 DKK) dengan ukuran kamar sebesar 2×3 m2. Namun sayang, tempat tersebut cukup jauh dari kampus, yaitu 19 km, nama daerahnya adalah Smørum. Atas pertimbangan harga, akhirnya saya memutuskan untuk memilih tempat kost tersebut selama 6 bulan kontrak, sambil menunggu kost di penginapan saya terdahulu habis.
Setelah akomodasi habis, saya pindah ke tempat kost yang baru di Smørum. Teman-teman kost saya terdiri dari orang Greece (Yunani), orang Italia, dan orang Denmark.Masing-masing kami berbeda jurusan.

Membuat Residence Card dan CPR Number

CPR Number adalah sejenis personal Identification number, dan sekaligus sebagai social security number atau di Indonesia bisa disebut NIK (Nomor Induk Kependudukan). Namun, CPR number ini, merupakan nomor registrasi yang sangat penting bagi warga asing yang tinggal di Denmark. CPR number ini bisa digunakan untuk konsultasi ke dokter umum seandainya kita sakit secara gratis, membuka rekening bank di Denmark, dan juga sebagai rujukan untuk pembuatan Tax card (kartu pajak). Biasanya saat kita mendaftar CPR Number, kita otomatis akan diberikan Residence card (KTP Denmark), yang sesuai dengan alamat kita tinggal di Denmark. Residence card sekaligus sebagai pengganti visa selama kita di Denmark.

Membuka Rekening bank Denmark
Setelah selesai mengurus pembuatan CPR Number dan Residence card, saya langsung membuat rekening Danske Bank, Bank terbesar di Denmark, guna kepentingan kemudahan transfer uang beasiswa dari pihak pemerintah Denmark. Serta untuk transaksi “cashless” sehari-hari di Denmark. Untuk membuka rekening di Denmark uniknya, tidak diperlukan setoran awal sebagai tabungan. Disini beban administrasi tidak dipungut biaya sepeserpun.

TIPS
• Jangan terlalu khawatir dengan mahalnya biaya akomodasi di suatu Negara yang akan kita tuju. Selama kita tidak bosan untuk mencari tau informasi, pasti ada selalu akomodasi dengan harga di bawah harga pasaran umumnya.
• Para pencari beasiswa biasanya sudah merasa “down” duluan, dikarenakan terbayang akan ribetnya urusan birokrasi dan berbagai macam urusan di Negara yang dituju.Ikuti saja semua proses birokrasi di Negara tujuan manapun, satu demi satu hingga dengan selesai. Poinnya, jangan pernah membuat asumsi yang belum tentu seribet seperti yang kita bayangkan.
• Banyaklah bertanya semua hal, bisa melalui website, blog pribadi, ataupun melakukan kontak langsung dengan pihak admisi internasional universitas atau kepada persatuan pelajar yang akan kita tuju, sebelum berangkat ke negara tujuan.

BAB. 13


MULAI PENGALAMAN BELAJAR DI LUAR NEGERI

University of Copenhagen Denmark
University of Copenhagen adalah universitas tertua kedua di Skandinavia, berdiri sejak tahun 1479 (hampir 600 tahun lamanya) sekaligus yang terbesar di Eropa Utara, dan merupakan universitas terbaik no.1 di Skandinavia.
Denmark bukan merupakan destinasi favorit pelajar Indonesia bahkan juga Asia. Akan tetapi University of Copenhagen menjadi destinasi favorit mahasiswa di seluruh Eropa khususnya yang akan melanjutkan studi pascasarjana mereka di bidang sains, karena universitas ini merupakan salah satu universitas dengan penelitian sains terbaik di Eropa. Rata-rata lulusan sarjana Eropa memiliki anekdot pemikiran kurang lebih seperti ini :
• Untuk belajar teknik dan inovasi – belajarlah ke Jerman dan Jepang
• Untuk belajar bisnis & keuangan – belajarlah ke Amerika
• Untuk belajar irigasi & perairan – belajarlah ke Belanda
• Untuk belajar ilmu sosial – belajarlah ke Inggris
• Untuk belajar matematika – belajarlah ke Prancis & Denmark
• Untuk belajar perhotelan dan kuliner – belajarlah ke Swiss
• Untuk belajar ilmu perminyakan – belajarlah ke Norwegia
• Untuk belajar ilmu kedokteran – belajarlah ke Amerika dan Jerman
• Untuk belajar sains& teknologi – belajarlah ke Denmark dan Swedia
Jika dicermati, masing-masing universitas di negara-negara tersebut memiliki kelebihan masing-masing.

Orientasi mahasiswa baru
• Campus tour
Aktivitas ini merupakan kegiatan pengenalan lokasi kampus kepada mahasiswa baru baik mahasiswa lokal (Danish) maupun mahasiswa Internasional. Pada kegiatan ini semua mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok, lalu diajak keliling kampus.
Jurusan Nanoscience merupakan jurusan sains terfavorit di University of Copenhagen.Teman sekelas saya berasal dari USA, Inggris, Swiss, Jerman, Cina, Belanda, dan tentunya Denmark sendiri. Saat ini saya merupakan satu-satunya pelajar dari wilayah Asia Tenggara, dan merupakan pelajar paling tua dibandingkan dengan teman sekelas lainnya.Mereka rata-rata berusia 21-22 tahun.Pelajar di Eropa memiliki mindset tidak ada jeda untuk bekerja dahulu, setelah lulus sarjana. Mereka berpikir, seandainya bekerja minimal pada saat lulus Master. Jadi rata-rata di bidang akademis tidak heran banyak Profesor yang usia nya di bawah 35 tahun! Sedangkan di Indonesia sendiri, menjadi Profesor di usia 35 tahun di suatu universitas adalah hal yang sangat luar biasa dan dianggap Profesor termuda.

JENJANG PENDIDIKAN DAN SISTEM PENILAIAN DI DENMARK
• Pendidikan dasar dan menengah SD-SMP-SMA waktunya hampir sama dengan sistem pendidikan di Indonesia
• Pendidikan tinggi,Bachelor (S1) selama 3 tahun. Gelar untuk S1 bidang sains yaitu BSc
• Pendidikan pascasarjana, Master (S2) selama 2 tahun. Untuk S2 bidang sains diberikan gelar ganda, yaitu 1 gelar Internasional (MSc), dan satu gelar pendidikan setara Magister Denmark (Cand. Scient -Candidatus Scientiarum).
• Pendidikan pascasajana, Doktor (S3) selama 3 tahun. Gelar yang diberikan yaitu (PhD – Doctor Undervisning-sassis-tenter) setara dengan asisten peneliti dan asisten dosen. Rata-rata seorang mahasiswa PhD di Eropa Utaramerupakan bagian dari staff universitas. Seorang PhD studentship akan diberikan gaji bulanan yang cukup, setara dengan seorang staff tertentu universitas. Sebagai kompensasinya, seorang PhD wajib menghasilkan minimal 3 publikasi Internasional selain mengajar dan tentunya melakukan penelitian. Seandainya tidak bisa mengikuti tuntutan akademis untuk menghasilkan paper/publikasi internasional tersebut, maka secara otomatis dianggap gagal studi PhD.

Posisi Assistant Professor (Stillinger på adjunktniveau) terdiri dari :

• PostDoct, biasanya kontrak kerja minimal 2 tahun, dan bisa diperpanjang. Seorang Postdoct/peneliti wajib menghasil-kan hak paten internasional.
• Lecturer (Dosen), seorang peneliti dapat memilih antara jalur penelitian atau jalur dosen universitas secara penuh. Seorang mahasiswa harus memiliki pengalaman sebagai pengajar pada saat program PhD dan sudah mengikuti program PostDoct minimum 5 tahun, jika ingin diangkat menjadi dosen penuh universitas.
Untuk kapasitas asisten dosen, seorang mahasiswa harus memiliki level minimum PhD(S3) dan terbatas hanya mengajar pada jenjang S1, dengan catatan, wajib memiliki kemampuan bahasa Inggris dan Danish, serta tentunya kemampuan penguasaan materi mata kuliah yang sangat baik.Sedangkan jalur peneliti (Researcher) bisa melanjutkan ke jenjang Assistant Professor dengan catatan menghasilkan suatu hak paten yang diakui secara internasional.
• Forsker Setara dengan Asisten professor

Posisi pada level Associate Professor (stillinger på lektorniveau):
• Seniorforsker, setara dengan peneliti senior
• Lektor, setara dengan Associate Professor

Posisi pada level Professor (stillinger på professorniveau):
• Professor med særlige opgaver (MSO Professor), setara dengan seorang Professor dengan tanggung jawab dan beban akademis khusus. Pada level ini, seorang MSO Professor wajib melakukan aktivitas mengajar, melakukan penelitian, dan membimbing mahasiswa PhD. Kontrak kerja biasanya sekitar 5 tahun.
• Professor setara dengan professor penuh universitas, bertanggung jawab penuh atas penelitian suatu bidang dan wajib untuk memonitor atas hak paten yang dihasilkan para penelitinya, yang diakui secara Internasional. Juga bertanggung jawab menjaga kredibilitas dan reputasi universitas dalam menghasilkan karya ilmiah.

Bagi warga negara Denmark sendiri, jenjang pendidikan dasar hingga paling tinggi tidak dipungut biaya sepeserpun. Dari pendidikan dasar hingga ke jenjang PhD, semuanya gratis. Berlaku potongan 50% lebih bagi warga Negara Uni Eropa. Sedangkan mahasiswa Internasional dipungut biaya hanya untuk jenjang S1 dan S2saja.Saya sangat bersyukur mendapatkan beasiswa Danish Government ini, karena baik uang kuliah maupun biaya hidup, semua ditanggung pihak pemerintah Denmark. Kontras sekali dengan teman-teman saya yang berasal dari Italia, Spanyol, Yunani, Jerman, dan Inggris, mereka harus mengeluarkan uang untuk biaya kuliah, karena rata-rata mereka kuliah tidak melalui jalur beasiswa.Mereka sangat keteteran dengan biaya hidup di Denmark yang serba mahal. Untuk mensiasati hal tersebut, mereka bekerja paruh waktu, untuk menambah uang guna membiayaikehidupan mereka sehari-hari. Ataupun mereka mengambil fasilitas SU Grant yaitu fasilitas pinjaman bagi mahasiswa khusus untuk warga Negara Uni Eropa yang harus dikembalikan pada saat mereka lulus dan telah bekerja selama 1 tahun.
Di Denmark sangat banyak orang yang bergelar Master dan PhD. Hampir semua guru sekolah dasar di Denmark memiliki kualifikasi dan gelar PhD.Seandainya seseorang ingin melanjutkan ke bidang akademis yang lebih tinggi, otomatis orang-orang tersebut akan melanjutkan ke jenjang Postdoct, seandainya tidak, mereka akan berkarir di sektor industri dengan pendidikan cukup di level PhD.

Beban kuliah master program di universitas Copenhagen
Saya membawa beberapa barang elektronik dari tanah air untuk menunjang aktivitas belajar sekaligus berkomunikasi, berupa laptop, tab serta handphone. Sebelum berangkat saya membeli software Licensed Windowsuntuk diinstal di laptop. Aplikasi software bajakan pada komputer pribadi akan melanggar hukum dan secara otomatis akan ditolak oleh server kampus. Lain halnya dengan di Indonesia yang setiap saat bisa membeli software bajakan di toko komputer ataupun dengan jasa instal aplikasi software yang hanya 100ribu-200ribu.
Sistem perkuliahan di Eropa menggunakan satuan kredit ECTS (European Transfer Credit System) setara SKS di Indonesia. Program master sendiri bergelar MSc ditempuh selama 22 bulan masa studi. Juga akan diberikan gelar pendidikan setara Magister Denmark (Cand. Scient – candidatus scientiarum). Perbedaan yang sangat mencolok yaitu dari sisi beban perkuliahan.Dalam 1 semester, mata kuliah yang diambil sangat sedikit tetapi satu mata kuliah dikaji hingga sangat mendalam.Satu mata kuliah setiap minggunya rata-rata 3 x pertemuan. Komponen perkuliahan terdiri dari 30% tatap muka antara dosen dan mahasiswa, 35% belajar secara mandiri, dan 35% beban tugas yang dikirimkan oleh masing-masing dosen melalui email. Terlihat aktivitas dosen memberikan materi masih kalah dibandingkan dengan beban tugas dan belajar secara mandiri.
Secara umum, 40% perkuliahan dan sisanya 60% untuk menyusun thesis.Sedangkan untuk jumlah mata kuliah di program Master rata-rata di bawah 7 mata kuliah.Perkuliahan dilaksanakan senin-jumat, dari pagi jam 09:00 hingga dengan jam 15:00 di luar mengerjakan tugas, dan persiapan untuk menghadapi perkuliahan esok harinya. Penerapan kurikulum di setiap universitas dapat bervariasi, namun secara umum mata kuliah yang diajarkan terdiri dari dua jenis yaitu mata kuliah wajib dan mata kuliah pilihan.
Selain mata kuliah, komponen wajib lain adalah “Project” yang harus dikerjakan secara berkelompok.Project ini biasanya implementasi dari sistem PBL (Problem Based Learning), yaitu sistem belajar dimana mahasiswa diarahkan untuk bekerja dengan suatu masalah yang terkait dengan satu mata kuliah.Mahasiswa harus mendefinisikan masalah tersebut,menganalisis, mencari solusi, kemudian mengevaluasi solusi tersebut, dan mendokumentasikan project dalam sebuah laporan. Hasil dari project dan laporannya ini, akan dipresentasikan dan di uji di akhir semester.
Saya sempat berpikir, untuk kerja part timenamun urung karena waktu sudah tersita dengan mengerjakan tugas, yang dilanjutkan keesokan harinya harus mempersiapkan materi perkuliahan. Intinya program master di Denmark sendiri, sangat menyita banyak waktu. Meskipun begitu, saya masih tetap bisa beristirahat penuh hanya pada hari Sabtu.

Beberapa Sisi Positif sekaligus keunggulan pendidikan di
University of Coepenhagen Denmark

Menghargai Waktu
Dosen dan mahasiswa harus sepakat dengan waktu. Dosen akan mengajar tepat waktu. Demikian juga mahasiswa harus datang tepat waktu dan menyerahkan tugas tepat waktu.Mahasiswa tidak bisa mengumpulkan tugas setelah deadline yang telah ditentukan. Tugas biasanya dikumpulkan ke alamat email dosen yang sudah disetting sedemikian rupa, sehingga apabila pengiriman tugas melewati deadline, maka tugas akan langsung ditolak.

Peran dosen dalam system pendidikan Denmark
Dosen merupakan advisor yang siap mendengarkan, ditanya dan memberi pendapat/masukan tentang apa yang mahasiswa sampaikan kepadanya. Dosen tidak mengambil keputusan untuk mahasiswa karena hal itu harus dilakukan oleh mahasiswa sendiri. Secara singkat, peran dosen adalah :
• Fasilitator dalam proses belajar mandiri dan kelompok
• Penasehat yang memberikan motivasi dan kritik membangun
Mereka bukanlah :
• Dosen yang bertanggung jawab terhadap detail proses belajar mahasiswa
• Pemimpin kelompok yang mengambil setiap keputusan dan menuntut mahasiswa untuk melakukan ini-itu

Nomor satu pemahaman, bukan nilai dan asal lulus
Perhatian utama mahasiswa dan dosen di Denmark adalah bahwa mahasiswa mengerti tentang bahan kuliah/topik yang disampaikan. Latihan-latihan biasanya tidak dinilai, karena yang terpenting adalah pemahaman mahasiswa yang bersangkutan. Pada dasarnya mahasiswa memiliki tanggung jawab penuh dan kebebasan untuk mengerjakan latihan atau tidak. Pada akhirnya kebanyakan mahasiswa memang memilih untuk mengerjakan latihan atau paling tidak memahaminya, karena latihan-latihan tersebut didesain untuk menunjang project individu atau kelompok mereka, sehingga secara tidak langsung mereka harus memiliki pemahaman melalui tugas dan latihan tersebut.
Masalah absensi dalam perkuliahan hampir sama sekali tidak dipermasalahkan. Mahasiswa bebas untuk menentukan sendiri apakah ia akan hadir di suatu kuliah atau tidak.

Mudah mengakses informasi
Ketersediaan dan kemudahan mengakses informasi memungkinkan mahasiswa Denmark untuk mengumpulkan informasi yang cukup untuk kepentingan pendidikannya. Sumber-sumber informasi dibuka seluas-luasnya.Di kampus tersedia internet yang bisa bebas diakses oleh mahasiswa.Perpustakaan online menyediakan buku-buku up to date. Universitas memiliki berbagai jurnal ilmiah internasional yang bisa diakses kapan saja, guna mendapatkan artikel yang diperlukan. Mahasiswa harus menyediakan waktu untuk menyarikan dan memikirkan kembali kaitan dari semua informasi tersebut (refleksi). Hasil refleksi tersebut dibawa untuk bahan berdiskusi dengan dosen. Diskusi yang konstruktif akan sulit berjalan tanpa mahasiswa memiliki background informasi dan refleksi yang cukup. Dari refleksi dan diskusi dengan dosen, mahasiswa diharapkan untuk menghasilkan ide-ide baru untuk kemajuan proyek yang dikerjakannya. Para dosen akan sangat menghargai dan mendukung mahasiswa yang memiliki banyak ide.

Suasana Egaliter
Masyarakat di Denmark adalah masyarakat terbuka dan menghargai pendapat orang lain. Budaya di lingkungan sosial di Denmark ini akhirnya terbawa dalam situasi antara dosen dan mahasiswa di dalam kelas. Kedudukan mahasiswa dan dosen dianggap sederajat, karenanya tidak ada alasan bagi mahasiswa untuk takut pada dosen.Persamaan ini membuat mahasiswa bebas mengemukakan pendapatnya dan berdiskusi dengan dosen dalam suasana bebas (tentu dalam batas-batas profesionalisme). Kebebasan ini sangat melancarkan proses belajar dan membuat pikiran mahasiswa berkembang.
Termasuk dalam hal ini adalah cara mahasiswa berpakaian dan bertindak. Mahasiswa bebas mengenakan sandal, celana buntung, makan dan minum di kelas selama hal itu tidak mengganggu orang lain. Karena hal-hal tersebut dianggap tidak ada relevansinya langsung dengan pemahaman mahasiswa terhadap materi perkuliahan.

Ujian Lisan
Mahasiswa di Denmark harus terbiasa dengan ujian lisan yang biasanya mengambil bobot kredit cukup besar dalam satu semester. Ujian lisan biasanya terdiri dari presentasi proyek kemudian tanya jawab dengan penguji.Ujian lisan ini benar-benar melatih mahasiswa berpikir untuk menyarikan apa yang sudah dipelajarinya dan mengemukakan kembali pendapatnya dengan cara yang runtut dan mudah dimengerti oleh orang lain.
Kadang-kadang mahasiswa Internasionaltermasuk saya tentunya, mengalami kesulitan dalam ujian lisan ini. Selain masalah bahasa, juga karena sebagian besar ujian di Indonesia adalah ujian tulis di mana kita memiliki cukup waktu untuk memformulasikan pendapat kita, sementara dalam ujian lisan, kita dituntut untuk dengan cepat mengumpulkan informasi yang kita miliki dan memformulasikannya kembali dengan tepat.
Sebaliknya teman-teman mahasiwa Denmark tampak sangat terbiasa dalam hal ini.Rupanya mereka sudah dibiasakan untuk melakukan ujian lisan sejak pendidikan dasar.

Project dan kerja kelompok
Project yang dikerjakan secara berkelompok dipandang penting karena dianggap bisa mengembangkan potensi mahasiswa tidak hanya dalam hal ilmu-ilmu pengetahuan tapi juga soft skills.Sebenarnya ini tidakjauh berbeda dengan project tugas akhir di Indonesia , hanya saja project seperti ini biasanya dilakukan dalam kelompok dan merupakan bagian dari semester biasa.Secara garis besar, selain kemampuan akademis, mahasiswa belajar mengenai hal-hal berikut :
Bekerja dalam tim yang berorientasi pada tujuan
• Berpikir kritis dan kreatif, yang berujung pada problem solving dan inovasi
• Toleransi dan adaptasi dengan orang dari berbagai latar belakang, kemudian memberikan kontribusi optimum sesuai dengan kemampuan diri dan kebutuhan kelompok
• Komunikasi dan presentasi publik
• Manajemen konflik
• Manajemen waktu
• Kemampuan manajemen dan kepemimpinan
Bekerja dalam kelompok yang berbeda-beda dan dengan anggota yang berbeda-beda juga merupakan latihan untuk bisa bekerja sama dengan siapa saja di dunia kerja kelak.

Peran Dosen dalm project dan kerja kelompok
• Benar-benar sebatas sebagai pemberi masukan kepada mahasiswa dalam menentukan arah project dan dalam menetapkan langkah-langkah untuk mencapai tujuan dalam project
• Konsultan. Jika ada rencana yang dirasa kurang baik atau tidak berjalan sebagaimana mestinya.
• Dosen tidak memiliki kekuasaan sama sekali untuk memutuskan secara sepihak mengenai topik/-permasalahan yang akan dikerjakan dalam project, maupun solusi dan metoda untuk menguji solusi tersebut. Mahasiswa memiliki kebebasan untuk menentukan apa yang akan mereka kerjakan dalam project tersebut dengan mempertimbangkan masukan dari dosen.

Inovasi
Sistem kerja kelompok dalam mengerjakan project dapat menumbuhkan kreatifitas yang pada akhirnya bermuara pada inovasi.Ini terbukti dari hasil karya-karya project mahasiwa yang mendapatkan patent, atau diterima dalam jurnal atau berbagai publikasi ilmiah, serta dikembangkan untuk kemudian mendapat berbagai penghargaan dalam lomba-lomba inovasi kelas dunia atau entrepreneurship. Tidak jarang, hasil project kelompok berakhir dengan menghasilkan kerja sama yang menguntungkan antara universitas dan perusahaan kelas dunia, yang bergerak di bidang bisnis yang bersangkutan.

Project kerjasama dan kolaborasi
Kolaborasi dengan berbagai pihak, dalam skala kecil maupun besar, dianggap sangat menunjang kesuksesan dalam sistem pendidikan tinggi di Denmark. Sebisa mungkin project mahasiswa dilibatkan dalam kolaborasi ini.
Hal ini mungkin terjadi karena biasanya para peneliti di universitas membuat project proposal untuk mahasiswa, yang secara otomatis menjadi calon pembimbing bagi mahasiswa yang akan mengerjakan project yang diusulkan.Project-project yang diusulkan para peneliti tersebut seringkali merupakan bagian dari project-project penelitian yang lebih besar yang didanai baik oleh pemerintah Denmark melalui universitas ,sektor industri, atau Uni Eropa.Karena biasanya para peneliti universitas juga terlibat dalam project-project penelitian yang melibatkan universitas lain, lembaga-lembaga penelitian kelas dunia, sektor industri, bahkan institusi umum baik di dalam maupun luar negeri.

Belajar bahasa Danish
Bahasa Denmark (Danish) merupakan bahasa yang cukup rumit untuk dipelajari oleh semua mahasiswa internasional karena terdapat beberapa alphabet yang berbeda dari huruf A-Z. Kursus bahasa Danish ini dilaksanakan intensif selama 1,5 jam setiap pertemuannya. Kelas Bahasa Danish ini diikuti oleh hampir semua mahasiswa Non Denmark. Untuk bisa mengikuti kursus bahasa Danish secara gratis, kita harus memiliki CPR number terlebih dahulu. Saat buku ini diterbitkan, saya baru saja registrasi serta menentukan jadwal kelas bahasa Danish, dikarenakan jadwal kuliah dan pengerjaan tugas saya yang sangat padat.

TIPS
• Selain belajar di Negara yang kita impikan, kita bisa mempelajari sistem pendidikan di Negara yang akan kita tuju
• Pelajari juga bahasa selain bahasa inggris, khususnya bagi yang akan belajar di Negara yang bukan memakai bahasa inggris sebagai bahasa resmi mereka.

BAB 14


KEHIDUPAN SERBA MAHAL DI DENMARK
Mensiasati biaya hidup yang super mahal di Denmark

Kedamaian finansial adalah bukan soal kepemilikan benda, tapi belajar hidup dengan uang kurang dari yang Anda hasilkan, sehingga Anda dapat punya uang kembali dan uang untuk berinvestasi.Anda tidak bisa menang sampai Anda melakukan hal ini. -Dave Ramsey

Denmark terkenal sebagai negara dengan pajak yang tinggi. Seluruh warga yang memiliki pendapatan tetap akan terkena kewajiban membayar pajak. Hal ini juga berlaku bagi penerima beasiswa, karena biaya living allowance termasuk kategori pendapatan tetap. Persentase pajak yang dibebankan kepada penerima beasiswa berbeda-beda nilainya, tergantung pada kategori negara asal mahasiswa tersebut. Negara yang termasuk kategori negara berkembang (termasuk Indonesia) terkena pajak sebesar 38%, sedangkan kategori negara terbelakang (yang didominasi oleh negara di Afrika) tidak mendapat potongan pajak sama sekali.
Selama hidup di Denmark, saya harus bisa mengatur keuangan secara mandiri. Untungnya urusan si kecil dan kebutuhannya, suami yang menanggung sepenuhnya. Jadi kami berdua membagi tugas masing-masing. Harga seporsi makanan di gerai makanan berkisar 50-100 DKK atau 100-200 ribu.untuk kelas seperti Pujasera dan fast food nya di Indonesia, dan porsi tersebut tanpa minuman. Untuk kebutuhan makan selama disini, saya biasanya membeli lauk pauk di toko daging Turki yang tentunya halal. Selain itu orang disini sangat anti dengan penyedap (MSG) dan juga sambal, mereka terbiasa dengan memakan tanpa olahan rasa sama sekali. Anda bisa bayangkan oatmeal diseduh tanpa ditambah apa-apa lagi, nah itulah cita rasa orang-orang disini. Sangat susah bagi saya untuk mendapatkan bumbu penyedap, karena bumbu penyedap hanya ada di toko Asia.
Orang Denmark tidak mengenal nasi, beruntung saya membawa rice cooker kecil, dan sangat bermanfaat semasa di sini untuk menanak nasi. Untungnya, orang Asia yang tinggal di Denmark sudah cukup banyak sehingga saya bisa dengan mudah membeli beras di supermarket. Harga beras berkisar antara 15 DKK/kg atau setara dengan 30ribu rupiah/kg.
Buah-buahan disini sangat jauh lebih murah ketimbang di tanah air. Jeruk sunkist dijual secara eceran dengan 2 DKK setara 4 ribu rupiah.Mengingat industri pertanian dan perkebunan disini sangatlah maju.

BAB 15


PERHIMPUNAN PELAJAR INTERNASIONAL – DENMARK

Hampir di setiap negara tempat tujuan kita belajar, terdapat perhimpunan mahasiswa Internasional. Di Denmark terdapat PPI Denmark, yaitu Perhimpunan Pelajar Indonesia, yang sedang menempuh pendidikan di Denmark.

PPI Denmark merupakan afiliasi dengan pihak kedutaan RI di Denmark. Fungsi dari PPI ini merupakan ajang silaturahmi antar para mahasiswa Indonesia di Denmark, juga merupakan wadah organisasi antar mahasiswa Indonesia, dalam banyak hal. Tidak hanya dalam bidang pendidikan saja, tetapi juga update informasi berbagai hal isu-isu terkini di Denmark. Mengingat jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di Negara ini tidak banyak, kegiatan utama dari PPI Denmark ini biasanya mengadakan pertemuan rutin hampir 1 minggu sekali. Biasanya pertemuan ini membahas bidang jurusan yang sedang kita tempuh dan mempresentasikannya di perkumpulan ini, sebagai sharing informasi dan kemampuan yang kita miliki. Sayangnya saya tidak aktif di perkumpulan ini, dikarenakan padatnya jadwal tugas yang sangat menyita waktu saya.

Undangan kedutaan RI Copenhagen
Hampir setiap sebulan sekali, pihak kedutaan RI di Copenhagen Denmark mengundang Mahasiswa Indonesia di Denmark untuk datang ke kedutaan RI di Copenhagen Denmark. Sama seperti PPI Denmark, maksud mengundang semua WNI (tidak terbatas mahasiswa) adalah sebagai wadah/ajang silaturahmi Pihak kedutaan dengan semua WNI yang bermukim di seluruh Denmark. Kedutaan RI biasanya mengundang semua WNI, dikarenakan ada perhelatan besar dari mulai acara Idul Fitri, Idul Adha, Ulang tahun kemerdekaaan RI, datangnya pejabat Negara seperti kunjungan presiden RI, Menteri, dan lain sebagainya. Sesekali saya mendatangi acara ini.

Penutup

• Fokuslah untuk mencapai cita-cita
Kita semua memilik potensi dan kemampuan luar biasa, gunakan potensi dan kemampuan kita tersebut. asalkan kita tau caranya untuk mengembangkan potensi tersebut, maka kita akan selangkah menuju apa yang kita cita-citakan.

• Jangan pernah mengandalkan orang lain
khususnya dalam hal ini adalah bantuan keuangan dalam proses pencarian beasiswa. Karena orang lain belum tentu akan memberikan bantuan finansial yang kita harapkan, sekalipun itu keluarga. Persiapkan sedari awal dengan cara menabung. Itu adalah hal yang terbaik. Kurangi gaya hidup boros, apalagi kalau kita masih di support orang tua kita. Seandainya orang tua kita mampu, mungkin ini tidak masalah.
• Jangan lupa berdoa kepada Allah Swt. Karena tanpa pertolonganNya, segala usaha yang kita tempuh tidak akan berhasil baik.
• Selamat berburu beasiswa prestisius dan semoga sukses

“Kita adalah apa yang kita kerjakan berulang kali. Dengan demikian, kecemerlangan bukan tindakan, tetapi kebiasaaan” – Aristoteles

“Tillid i evnen og det store potentiale, som du har. Nå dine mål, som du ønsker”

DaftarPustaka

• PPI Denmark
• University of Copenhagen International Admission
• lejebolig københavn
• hipwee.com
• kompasiana.com
• universitypost.dk
• housingfoundation.ku.dk

Triana Wulandari
Awardee Danish Government Scholarship
Awardee Asian Development Bank Scholarship

Translate »
LinkedIn
Share
Instagram
Scroll to Top